Tentang Pelukan Terakhir Prabowo, Cak Imin, Airlangga, dan Zulhas

2 September 2023 3:37 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Momen pelukan Zulhas Cak Imin dan Prabowo di HUT PAN. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Momen pelukan Zulhas Cak Imin dan Prabowo di HUT PAN. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru pada 28 Agustus lalu, 4 ketua umum parpol pendukung Prabowo Subianto nyapres di 2024 menunjukkan kemesraannya. 3 hari kemudian, situasi berubah cepat.
ADVERTISEMENT
Tiba-tiba Partai Demokrat mengeluarkan rilis resmi bahwa Ketum PKB Muhaimin Iskandar merapat dan menjadi cawapres Anies Baswedan. Anies pun disebut telah menyetujuinya.
Di momen HUT PAN, (28/8), Ketum PAN Zulkifli Hasan sudah mewanti-wanti sesuatu. Seakan tahu Cak Imin bisa goyah, ia menyinggung pelukan erat elite parpol pendukung Prabowo.
"Saya tadi lihat Pak Prabowo, Pak Airlangga juga peluk Cak Imin erat sekali," kata Zulhas mengawali.
Para kader PAN dan tamu yang hadir pun riuh. Zulhas pun kemudian berkelakar lagi.
"Jangan sampai lepas lagi," kata Zulhas.
"Yang ngawal Pak Prabowo, Pak Airlangga, saya. Gemuk," sambungnya.
Di momen yang sama, Cak Imin juga menunjukkan gelagat akan 'pergi'. Ia juga sempat menyinggung perubahan nama koalisi dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) jadi Koalisi Indonesia Maju yang dinilai tiba-tiba.
ADVERTISEMENT
Cak IMin sempat menyinggung godaan politik yang menurutnya semakin berat jelang pendaftaran capres dan cawapres 2024 di KPU.
"Baru kali ini bisa bersama-sama dalam Koalisi Indonesia Maju. Moga-moga ini abadi, tidak goyah, saya agak deg-degan," kata Cak Imin seraya tertawa.
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi
Kata PAN
Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay pun mengaku heran. Kemesraan yang sempat terlihat itu pudar.
PAN pun sebenarnya sempat merasa outsider ketika awal-awal bergabung dengan koalisi pendukung Prabowo. Apalagi PKB sering kali menyinggung soal kesepakatan KKIR soal posisi Cak Imin dan Prabowo sebagai capres cawapres.
"Pokoknya Golkar dan PAN jangan ambil jatah wapreslah kira-kira begitu nadanya. Kenapa? Kata mereka kan sudah lama ada perjanjian di Sentul. Nah sekarang perjanjian itu kan masih ada semua orang tahu, itu masih berlaku sudah ditinggali," jelas Saleh saat dihubungi kumparan, Jumat (1/9) malam.
ADVERTISEMENT
"Ini kan beberapa minggu terakhir PAN dan Golkar kan merasa outsider karena ada perjanjian itu. Sekarang tiba-tiba begitu tiba-tiba dapat informasi dari Demokrat," sambungnya.