Tentara AS di Okinawa Lecehkan Anak di Bawah Umur

26 Juni 2024 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangkalan militer AS di Okinawa. Foto: Issei Kato/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Pangkalan militer AS di Okinawa. Foto: Issei Kato/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang tentara Amerika Serikat didakwa atas dugaan pelecehan seksual terhadap remaja berusia 16 tahun di Okinawa, Jepang. Imbasnya, pemerintah Jepang meminta pengawasan ketat terhadap pasukan AS yang ditempatkan di negaranya.
ADVERTISEMENT
Menurut Juru Bicara Pemerintah Jepang, Yoshimasa Hayashi, jaksa di wilayah pulau selatan telah menuntut tentara AS pada Maret lalu. Dikutip dari AFP, hal itu disampaikan Hayashi kepada wartawan pada Selasa (25/6).
Media lokal Jepang mengatakan tentara berusia 25 tahun itu dituduh melakukan pelecehan. Pelaku juga mengetahui bahwa gadis Jepang tersebut masih di bawah umur.
Pemerintah Jepang pun menyesalkan kasus tersebut. Kepada Duta Besar AS, Rahm Emanuel, Hayashi menyerukan pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku personel militer.
Okinawa hanya mencakup 0,6 persen daratan Jepang, namun menampung sekitar 70 persen dari seluruh pangkalan dan fasilitas militer AS di negara tersebut.
Serangkaian masalah terkait pangkalan telah lama membuat warga Okinawa 'berduka', dari polusi hingga kebisingan dan kecelakaan helikopter. Mereka juga mengeluh karena merasa menanggung beban besar dalam menampung pasukan militer.
Pangkalan militer US di Okinawa. Foto: Getty Images
Pada 1995, tiga tentara AS di Okinawa melakukan pemerkosaan beramai-ramai terhadap seorang gadis berusia 12 tahun.
ADVERTISEMENT
Kejadian baru-baru ini memicu seruan luas untuk dikembalikannya pakta tahun 1960 yang mengurai status hukum personel militer AS berbasis di Jepang.
Gubernur Okinawa, Denny Tamaki, turut menyuarakan kemarahan dan mengecam kasus terbaru ini.
“Hal seperti ini yang dilakukan terhadap anak di bawah umur tidak hanya menimbulkan ketakutan besar bagi penduduk lokal yang tinggal berdampingan dengan pangkalan AS tetapi juga menginjak-injak martabat perempuan,” katanya kepada wartawan, seperti dikutip dari AFP.
“Beban berlebihan untuk menampung pangkalan militer adalah masalah sehari-hari bagi kami dan tidak dapat ditoleransi,” tambahnya.
Sentimen anti-pangkalan AS di Okinawa semakin terlihat, hingga muncul rencana relokasi Pangkalan Udara Korps Marinir AS Futenma.
Meskipun pemerintah pusat ingin memindahkan pangkalan tersebut ke wilayah yang lebih sedikit penduduknya di pulau utama Okinawa, banyak yang lebih memilih pangkalan tersebut dipindahkan ke tempat lain di Jepang.
ADVERTISEMENT
Hasil jajak pendapat nasional yang dilakukan lembaga penyiaran NHK pada 2022 menemukan bahwa 80 persen warga Jepang menganggap distribusi pasukan Amerika saat ini sebagai hal yang 'salah'.