Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah satu organisasi paramiliter Rusia, Wagner Group, mengeklaim telah merebut tepi timur Kota Bakhmut di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, kota tambang di wilayah timur itu telah menjadi titik tempur paling berdarah dengan kerusakan terparah sejak operasi militer khusus Rusia dimulai.
Associated Press melansir, klaim atas keberhasilan menguasai tepi timur Bakhmut disampaikan langsung oleh bos Wagner Group sekaligus sekutu dekat Presiden Vladimir Putin, Yevgeny Prigozhin, melalui pesan suara di Telegram pada Rabu (8/3).
“Unit-unit perusahaan militer swasta Wagner Group telah menguasai bagian timur Bakhmut,” ujarnya. “Semua yang ada di sebelah timur Sungai Bakhmutka sepenuhnya berada di bawah kendali Wagner,” sambung dia.
Pernyataan Prigozhin muncul di hari yang sama ketika dia merekam dirinya sedang berbicara di dekat monumen tank T-34 yang sempat digunakan saat Perang Dunia II dan saat ini terletak di Bakhmut.
ADVERTISEMENT
Prigozhin menerangkan, jika kota yang dulunya berpopulasi sekitar 80 ribu orang itu berhasil direbut, maka artinya Rusia dapat meluncurkan serangan lebih jauh ke dalam wilayah Donbas — terutama memudahkannya untuk menguasai Donetsk dan Luhansk yang dianeksasi pada September 2022 lalu.
Dia pun meminta otoritas Ukraina untuk mengevakuasi ribuan warga sipil, terutama anak-anak dan orang tua yang masih tinggal di Bakhmut.
Prigozhin mengisyaratkan bahwa pertempuran akan menjadi lebih sengit dari sebelumnya.
Terkait klaim Prigozhin, hingga berita ini dirilis belum ada tanggapan resmi baik dari pihak Kementerian Pertahanan Rusia maupun Ukraina. Namun, sebuah think-tank yang berbasis di Washington, Institute for the Study of War, membenarkan klaim Prigozhin.
Hal tersebut disampaikan dalam analisa terbarunya baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
“Rusia kemungkinan besar telah merebut bagian timur Bakhmut — di sebelah timur Sungai Bakhmutka, setelah penarikan mundur pasukan Ukraina yang terkendali dari Bakhmut timur pada 7 Maret,” jelas mereka.
Sebelumnya, Presiden Volodymyr Zelensky juga sempat mewanti-wanti soal kesulitan yang dihadapi oleh pasukannya di Bakhmut. Dia menjelaskan, Rusia telah mengerahkan pasukannya untuk mengepung penjuru wilayah — dari tiga sisi, dan hanya menyisakan jalur sempit mengarah ke kota terdekat, Chasiv Yar, di bagian barat.
Satu-satunya jalan raya ke arah barat telah menjadi sasaran tembakan artileri Rusia, mendesak pasukan Ukraina untuk semakin bergantung pada jalanan desa yang sulit akibat medan berlumpur usai musim dingin berakhir.
Zelensky juga sempat mengungkap dampak besar apa yang akan terjadi bila Rusia berhasil menguasai Bakhmut.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, jika itu terjadi maka pasukan Moskow akan memiliki jalan yang terbuka lebar menuju bagian timur Ukraina dan tujuannya untuk menguasai wilayah Donetsk pun bisa terwujud.
Hal ini disampaikan Zelensky dalam wawancaranya dengan CNN yang akan disiarkan di Amerika Serikat, pada Rabu (8/3). “Kami memahami bahwa setelah Bakhmut mereka bisa melangkah lebih jauh,” jelas dia.
“Mereka bisa pergi ke Kramatorsk, mereka bisa pergi ke Sloviansk, ini akan menjadi jalan terbuka bagi Rusia setelah Bakhmut ke kota-kota lain di Ukraina, ke arah Donetsk,” sambung Zelensky.
Di sisi lain, Zelensky menyadari sengitnya situasi di medan perang Kota Bakhmut. Dia mengaku, pasukan Rusia telah menghancurkan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk melindungi posisi pasukannya sebagai benteng pertahanan.
ADVERTISEMENT
Namun, dia memutuskan untuk tetap meningkatkan pertahanan di Bakhmut dan memuji para prajuritnya yang berjuang di sana sebagai pahlawan sejati. Zelensky pun berjanji akan ada serangan balasan dalam waktu dekat.
“Saya mengadakan pertemuan dengan kepala staf kemarin dan para komandan militer secara online dan offline — dan mereka semua mengatakan bahwa kita harus tetap bertahan di Bakhmut,” pungkas Zelensky.