Tentara China-India 'Tawuran' Pakai Batu dan Tongkat, Mengapa Bukan Senjata Api?

19 Juni 2020 10:50 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara India membawa peti mati Kolonel B. Santosh Babu, yang terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan China di India, (18/6). Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Tentara India membawa peti mati Kolonel B. Santosh Babu, yang terbunuh dalam bentrokan perbatasan dengan pasukan China di India, (18/6). Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi virus corona yang tak kunjung usai, dunia kini teralihkan perhatiannya dengan bentrokan berdarah yang terjadi di perbatasan Himalaya.
ADVERTISEMENT
Sebanyak 20 tentara India tewas usai terlibat bentrokan dengan militer China di Lembah Galwan, Ladakh, pada Senin (15/6) lalu. Sementara, belum ada konfirmasi resmi dari pihak China, meski diyakini ada 43 orang korban, termasuk meninggal dunia dan luka berat.
Dalam bentrokan itu dilaporkan kedua belah pihak tak menggunakan senjata api. Layaknya tawuran, tentara China diklaim menggunakan batu dan tongkat kayu yang ujungnya dipasangi paku untuk menyerang pasukan India. Tentara China juga dilaporkan memutilasi jenazah pasukan India.
Dari fakta itu, kini timbul pertanyaan, mengapa para tentara dari kedua belah pihak memilih menggunakan batu, bukan senjata api?
Diberitakan India Today, Jumat (19/6), Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, mengklarifikasi bahwa seluruh tentara India yang ditugaskan di perbatasan Himalaya dibekali dengan senjata api, terutama ketika mereka tengah berpatroli.
ADVERTISEMENT
“Termasuk pada 15 Juni di Galwan (saat bentrokan terjadi,” ujarnya.
Meski demikian, baik India maupun China telah sepakat untuk melarang para tentara mereka menggunakan senjata api di wilayah perbatasan.
Hal itu sesuai dengan perjanjian antara kedua negara pada 1996 terkait dengan penanganan militer sepanjang Line of Actual Control (LAC) di wilayah perbatasan India-China.
Dalam perjanjian itu diatur bahwa para tentara dari kedua belah pihak harus menahan diri dan melakukan konsultasi dengan segera jika ketegangan meningkat.
“Kedua belah pihak dilarang melepaskan tembakan atau menggunakan peledak dalam jarak dua kilometer dari LAC,” bunyi Artikel VI dalam perjanjian itu.
Ilustrasi tentara China. Foto: LIU JIN / AFP
Atas dasar kesepakatan itu, bentrokan yang tercatat sudah tiga kali terjadi dalam dua bulan terakhir, tak ada tembakan yang dilepaskan. Karena itu pula, tentara dari kedua belah pihak sempat terekam video saling menyikut, mendorong, dan menendang satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Atas kejadian itu, India dilaporkan akan mengambil bagian dalam pertemuan trilateral secara virtual dengan Rusia dan China pada 23 Juni mendatang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.