Tentara Myanmar Serang Pemberontak Karen di Perbatasan Thailand

11 April 2022 13:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Korban kekerasan di Myanmar dibawa menuju ambulans di desa perbatasan Thailand, Mae Sam Laep, provinsi Mae Hong Son, Thailand, Selasa (30/3). Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Korban kekerasan di Myanmar dibawa menuju ambulans di desa perbatasan Thailand, Mae Sam Laep, provinsi Mae Hong Son, Thailand, Selasa (30/3). Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari perbatasan Thailand, pemberontak etnis di negara bagian Karen dihujani serangan udara oleh tentara Myanmar, pada Minggu (10/4/2022). Kedua pihak tengah berperang untuk memperebutkan kota Lay Kay Kaw di daerah itu.
ADVERTISEMENT
Lay Kay Kaw terletak sekitar 20 km dari perbatasan Thailand dengan Myanmar. Kota ini menjadi tempat perlindungan bagi pendukung pro-demokrasi sejak militer merebut kekuasaan negara itu tahun lalu. Dengan ketegangan yang kian meningkat, ribuan penduduk kota telah melarikan diri sejak Desember lalu.
Sebagian besar dari wilayah Lay Kay Kaw berada di bawah kendali Persatuan Nasional Karen (KNU) dalam beberapa bulan terakhir. KNU merupakan kelompok pemberontak etnis tertua di Myanmar.
Namun, pasukan militer terkadang didapati berupaya untuk menegakkan kekuasaan mereka. Pada bulan Desember, mereka mencoba menangkap penduduk yang tengah melarikan diri dari kota.
Dilaporkan dari Reuters, pada hari Minggu lalu, pasukan militer Myanmar menginjakkan kaki mereka di salah satu distrik Lay Kay Kaw. Tak terima, pasukan KNU pun memaksa mereka untuk mundur dari kota.
Korban kekerasan di Myanmar berada di atas perahu saat tiba di desa perbatasan Thailand, Mae Sam Laep, provinsi Mae Hong Son, Thailand, Selasa (30/3). Foto: Soe Zeya Tun/REUTERS
Tindakan ini pun direspons pihak militer dengan melancarkan serangan udara. Penduduk kota Mae Sot, kota perbatasan di sisi Thailand, mengatakan mereka mendengar dentuman suara ledakkan dan deru tembakan.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, KNU telah memohon pada dunia internasional untuk menetapkan zona larangan terbang di area negara bagian Karen demi menghindarkan warga sipil dari insiden semacam ini.
Pasca-bentrokan pada hari Minggu, pasukan militer Myanmar dilaporkan tengah memperkuat pertahanan mereka di daerah itu. Namun, belum ada kabar tentang pertempuran baru di hari Senin (11/4/2022).
"Mereka belum mundur sama sekali. Mereka mengirim lebih banyak pasukan," kata juru bicara KNU Padoh Saw Taw Nee.
Ia menambahkan, pasukan KNU telah menewaskan 45 tentara dan kehilangan dua pejuangnya dalam insiden di hari Minggu. Public Voice Television (PVTV) mengabarkan KNU berhasil menahan seorang kapten dari militer Myanmar dalam pertempuran itu.
PVTV merupakan sebuah stasiun televisi yang didukung oleh pemerintah bayangan yang dibentuk pasca-kudeta militer tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Penulis: Airin Sukono.