Teori Kebocoran Lab China Mencuat, Joe Biden Minta Perdalam Asal-usul COVID-19

27 Mei 2021 10:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden AS Joe Biden berpidato pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4). Foto: Melina Mara/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Joe Biden berpidato pada sesi gabungan Kongres di majelis DPR AS di Washington, AS, Rabu (28/4). Foto: Melina Mara/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, memerintahkan pada ajudan serta kaki tangannya untuk mencari jawaban atas asal-usul virus corona penyebab COVID-19.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu (25/5) waktu setempat, Biden mengatakan bahwa badan-badan intelijen AS kini tengah menggali sejumlah teori mengenai asal-usul SARS-CoV-2, dan salah satunya bisa jadi adalah teori kebocoran lab di China.
“Badan-badan intelijen saat ini tengah mempertimbangkan dua skenario, tetapi masih kurang yakin akan kesimpulannya. Mereka juga tengah memperdebatkan teori mana yang paling memungkinkan,” kata Biden, seperti dikutip dari Reuters.
Dalam keterangan tertulisnya, Biden mengungkapkan, kesimpulan-kesimpulan tersebut dimuat dalam laporan yang disampaikan langsung ke Biden.
Biden pada Maret lalu telah meminta timnya untuk menggali apakah COVID-19 ini muncul akibat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan kebocoran lab.
Sikap Biden yang “buka-bukaan” soal penelitian badan intelijen AS adanya perdebatan sengit di dalam pemerintahan Biden terkait asal-usul virus corona penyebab pandemi global ini.
Peter Daszak dan Thea Fischer, anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul penyakit virus korona (COVID-19), duduk di dalam mobil saat tiba di Institut Virologi Wuhan di Wuhan, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Hal ini juga cenderung mengarah pada adanya kepercayaan mengenai teori kebocoran lab sebagai penyebab pandemi COVID-19. Sebelumnya pandemi COVID-19 disebut-sebut berasal dari alam bebas.
ADVERTISEMENT
Merespons komentar Biden Kedutaan Besar China untuk AS mengatakanbahwa politisasi isu ini malah akan mengganggu jalannya investigasi asal-usul COVID-19.
“China mendukung studi komprehensif atas seluruh kasus awal COVID-19 yang ditemukan di seluruh dunia serta investigasi menyeluruh ke dalam lokasi-lokasi penelitian rahasia dan laboratorium biologi di penjuru dunia,” ujar Kedubes China dalam situs resminya.
Sebelumnya, WHO telah mengadakan penelitian mendalam di Wuhan, China, selama 4 minggu dari bulan Januari hingga Februari.
Hasil yang diungkapkan pada bulan Maret menunjukkan bahwa virus tersebut mungkin ditularkan dari kelelawar ke manusia melalui perantara hewan lain. Sedangkan skenario insiden kebocoran lab dianggap sebagai hal sangat tak memungkinkan.
Komite Intelijen dari Senat AS dan Dewan Perwakilan Rakyat AS kini tengah menginvestigasi bagaimana badan-badan berwenang AS itu melaporkan dan mengumpulkan informasi seputar asal-usul COVID-19, bagaimana virus tersebut menyebar, dan bagaimana pemerintah merespons isu tersebut.
Jurnalis mendekati Peter Daszak, anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul penyakit virus korona (COVID-19) di Wuhan, China. Foto: Thomas Peter/REUTERS
Sebuah laporan yang dikeluarkan oleh Komite Intelijen DPR Republikan pada awal bulan ini berfokus pada (Institut Virologi Wuhan) WIV.
ADVERTISEMENT
Laporan tersebut menyatakan bahwa bukti-bukti signifikan tersebut menyebabkan kekhawatiran bahwa maraknya COVID-19 ini bisa jadi disebabkan oleh kebocoran lab dari WIV.
Lebih lanjut, laporan tersebut menyebut bahwa WIV merupakan institut yang melakukan pengembangan senjata biologis, dan China menutup-nutupi asal-usul virus tersebut.
Pemerintahan Biden telah meminta WHO untuk kembali melakukan investigasi fase kedua mengenai asal-usul COVID-19 ini.
Pada Rabu (26/5), Direktur Gawat Darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan bahwa mereka akan memberikan kabar terbaru soal rencana langkah-langkah ke depan dalam beberapa pekan ke depan.
Delegasi China di WHO pada Selasa lalu mengingatkan seluruh pihak untuk terbuka dan transparan demi berkoordinasi dengan upaya-upaya WHO dalam mengungkap asal-usul SARS-CoV-2.