Terbentuknya 'New KPK' di Rumah Novel Baswedan

15 Juni 2020 11:24 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyidik KPK Novel Baswedan bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (30/4). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Penyidik KPK Novel Baswedan bersaksi dalam sidang lanjutan kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (30/4). Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
ADVERTISEMENT
Sidang tuntutan dalam kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, menuai kecaman publik. Dalam sidang itu kedua penyerang Novel yang merupakan polisi aktif, Brigadir Rahmat Kadir dan Ronny Bugis, hanya dituntut 1 tahun penjara.
ADVERTISEMENT
Tuntutan ringan tersebut menimbulkan keprihatinan dari sejumlah tokoh nasional seperti Said Didu, Rocky Gerung, hingga Refly Harun. Mereka menyambangi kediaman Novel di Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Minggu (14/6) sore.
Dalam perbincangan antara sejumlah tokoh nasional dengan Novel, muncul gerakan New KPK (Kawanan Pencari Keadilan). Refly Harun yang ikut dalam pertemuan itu mengatakan, New KPK merupakan gerakan moral yang berharap kasus Novel diadili dengan sebenar-benarnya.
Refly Harun pada acara Focus Group Discussion (FGD) Konstitusi di Hotel Ashley, Jakarta, Rabu (13/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"(New KPK) sebenarnya lebih pada gerakan moral, bukan gerakan yang terstruktur organisasi. Hanya lontaran moral untuk melihat kasus Novel, harus paling tidak hukum harus ditegakkan dengan sebenarnya," ujar Refly kepada wartawan, Senin (15/6).
Ia bercerita awal mula tercetus gerakan New KPK. Saat itu, ia bersama sejumlah tokoh seperti Said Didu, Rocky Gerung, eks pimpinan KPK Bambang Widjojanto, Adhie Massardi, dan mantan Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat mengunjungi kediaman Novel. Said Didu kemudian memperkenalkan para tokoh sebagai kelompok pencari keadilan.
ADVERTISEMENT
"(Lalu) ada yang nyeletuk wah singkatannya KPK dong. Karena KPK sudah ada ini disebut New KPK, merujuk pada kondisi new normal saat ini. Tapi Rocky Gerung menyebut ini bukan kelompok, tapi kawanan," kata Refly menceritakan situasi saat itu.
Rocky Gerung menunjukkan buku #kamioposisi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Refly tak menampik tokoh-tokoh yang datang ke kediaman Novel selama ini kerap mengkritik kebijakan pemerintah. Namun ia memastikan New KPK hanya gerakan moral semata dan tidak memiliki agenda tertentu.
"Yang diundang orang non-partai, aktivis non-partai, kalau aktivis sudah pasti sering kritik pemerintah. Ini bukan ada agenda partai-partai makanya yang diundang aktivis non-partai, masa aktivis pro pemerintah," tutupnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT