Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Terdampak Tarif Trump, Malaysia Mau Bahas Sawit dengan RI dan Thailand
21 April 2025 14:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Wakil PM Malaysia Datuk Ahmad Zahid Hamidi menyebut perlu ada pembicaraan antara Malaysia, Indonesia dan Thailand sebagai negara penghasil kelapa sawit untuk menyesuaikan tarif impor AS yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden Prabowo Subianto telah bertemu untuk membahas tarif impor Trump. Salah satu yang dibahas adalah kerja sama dalam bidang Crude Palm Oil (CPO) atau minyak mentah.
“Kita tahu bahwa perundingan telah diadakan di mana Presiden Prabowo sendiri telah berkunjung dan mengadakan perbicaraan dengan Yang Makbul Mat Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Anwar Ibrahim, dan perkara itu telah kita perbicara juga untuk supaya CPO ataupun minyak mentah kelapa sawit ini dapat diadakan perbicaraan di antara Indonesia, Malaysia dan juga Thailand,” ujar Zahid di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (21/4).
Sebagai negara penghasil minyak mentah atau CPO, Zahid menilai Indonesia, Malaysia dan Thailand harus berkolaborasi agar menembus pasar tak hanya di ASEAN, tapi juga pasar global.
ADVERTISEMENT
"Koordinasi ini dapat diselaraskan bagi kita menembusi pasaran serantau (satu kawasan --red) dan pasaran antarabangsa, terutamanya untuk negara-negara yang memerlukan penggunaan minyak masak di negara-negara berkenaan dan pertambahan dapat dilakukan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Prabowo bertemu dengan Anwar Ibrahim di Malaysia pada Minggu (6/4) lalu. Dalam pertemuan tersebut, kedua kepala negara membahas banyak hal mulai dari bermaafan di momentum Idul Fitri hingga pembahasan mengenai respons tarif impor AS.