Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Terduga Perakit Bom Panci Sempat Pulang dan Heran Kontrakannya Ramai
9 Juli 2017 4:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Agus Wiguna (21), saat ini masih diperiksa di Mapolrestabes Bandung bersama tiga orang lainnya. Mereka tinggal di satu kontrakan yang sama, yaitu di Kubang Beureum No. 35, RT 007, RW 011, Kelurahan Sekejati, Buahbatu, Bandung.
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan itu terkait ledakan bom panci yang bersumber dari kamar Agus, Sabtu (8/7) kemarin sore. Di kamar tersebut, polisi juga menemukan beberapa barang bukti terkait bom, yaitu buku catatan, laptop, panci, paku, dan secarik kertas catatan yang ditempel di dinding kamar.
Sosok Agus rupanya tidak begitu dikenal di kalangan warga. Pasalnya, pria asal Garut itu baru dua bulan menghuni kontrakan tersebut.
"Enggak pada kenal, dia orang baru. Dua bulan lah," ujar salah seorang warga, Aos (40) kepada kumparan (kumparan.com), saat ditemui di sekitaran lokasi kejadian.
Aos mengatakan, usai bom itu meledak, Agus sempat pulang usai berjualan bakso. Aos juga melihat Agus yang terheran-heran karena kontrakannya ramai ketika dirinya pulang.
"Tadi kan banyak orang kumpul, pas dia datang ke sini. Dia bingung lalu ngomong 'ada apa?', ngomong di depan pintu rumahnya, cuma gitu aja, dan langsung dibawa ke RT tapi enggak dikasih tahu (ada apa)," kata Aos.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan warga lainnya yang diceritakan Aos, mereka sering melihat Agus kebingungan ketika sedang beribadah di masjid.
"Kalau dari keterangan warga yang suka ke masjid, Agus beda dengan yang lain. Dia suka diam di masjid, pokoknya polos aja pikirannya, tapi seperti kebingungan," ujar Aos.
Aos mengakui tidak ada gaya berpakaian yang mencolok dari Agus. Aos memang tidak begitu kenal dengan pria berusia 21 tahun tersebut.
"Pakaiannya sederhana sekali seperti orang jualan pada umumnya, dan polos aja pikirannya," ujarnya.
Dari Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang didapat kumparan, Agus lahir di Garut, 30 Agustus 1995. Pria yang belum genap berusia 22 tahun itu beralamat di Kampung Cibelentuk, RT 001/005, Kelurahan Bojong, Kecamatan Bungbulang, Kabupaten Garut.
ADVERTISEMENT
Pekerjaan Agus juga tertera di KTP sebagai pelajar atau mahasiswa. Statusnya pun masih lajang, dan beragama Islam.
Di kamar Agus, polisi menemukan rakitan bom berisi paku dan sebuah ransel. Dari temuan itulah, polisi menangkap dan memeriksa Agus, Ridwan, juga Endang dan Adin, tiga penghuni kontrakan lainnya.
Bambang dan tim juga menemukan buku catatan yang diduga milik Agus. Di buku itu, tertulis rencana lokasi sasaran bom yang akan dituju.
Ledakan di kontrakan tersebut diduga terjadi akibat kesalahan teknis. Berdasarkan buku catatan itu, seharusnya bom akan diledakkan di Cafe Bali, Jalan Braga, Rumah Makan Celengan di Astana Anyar, dan Gereja Buah Batu.
"Jadi itu rencananya dalam catatan yang ada buku dia seperti itu, seperti buku diary. Itu yang perlu kita klarifikasi, apakah ada jaringan teman lainnya atau tidak," ujar Wakapolda Jawa Barat Brigjen Pol Bambang Purwanto.
ADVERTISEMENT
Reporter: M Rizki