Terduga Teroris yang Ditangkap di Sleman Pernah Jadi Ikon Judo Yogya

20 Juli 2018 15:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Judo (Foto: AFP/Josep Lago)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Judo (Foto: AFP/Josep Lago)
ADVERTISEMENT
Ditangkapnya terduga teroris IS oleh Densus 88 di Jalan Perumnas Condongsari, Condongcatur, Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta beberapa waktu lalu mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, selain berkepribadian baik IS merupakan ikon judo Yogyakarta berkat sederet prestasinya.
ADVERTISEMENT
"Dia (IS) ikon judo Yogya selepas mendapatkan medali emas PON 2008 dulu. Saya sendiri yang menjadikan dia sebagai ikon," ujar Ketua Judo Pengda DIY periode 2017-2021, Pradipto, saat dihubungi kumparan, Jumat (20/7).
Pada PON 2008 di Kalimantan Timur, Pradipto mendampingi IS. Hal itu membuat Pradipto tahu banyak akan kepribadian IS. Dalam kacamatanya, IS merupakan pribadi yang tekun berlatih. Ia dikenal sebagai pribadi mandiri dan pandai bergaul.
"Dia mandiri, latih berpindah-pindah dan (rajin) cari sparring. Dia berlatih (dulu) siang hari," bebernya.
Namun, sejak 2011, Pradipto mengaku sudah tidak berkomunikasi dengan IS. Pradipto hanya ingat terakhir kali mereka berkomunikasi saat memesan makanan dari IS. Setahunya, setelah pensiun sebagai atlet, IS berprofesi sebagai pedagang makanan.
ADVERTISEMENT
IS ditangkap Densus 88 pada Rabu (18/7). Pada hari yang sama, Densus juga menangkap terduga teroris lain di Kalasan, Sleman, dengan inisial JS.
Jika ditotal, sepanjang Juli 2018, Densus 88 telah menangkap 10 terduga teroris. Tiga di antaranya tewas di Jalan Kaliurang pada Sabtu (14/7) setelah baku tembak dengan aparat. Ketiga teroris tersebut melawan dan melukai dua anggota Densus 88.