Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Terima Delegasi Jenderal China, Kemhan RI Buka Peluang Latihan Militer Bersama
10 Januari 2025 12:35 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoedin menerima kunjungan dari Kepala Staf Gabungan Departemen dari People’s Liberation Army China. Pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, pada Jumat (10/1).
ADVERTISEMENT
“People’s Liberation Army dari China dengan delegasi melaksanakan courtesy call dengan Bapak Menteri Pertahanan, hadir juga Bapak Panglima TNI, Wamenhan dan juga beberapa pejabat di lingkungan Kemhan seperti Sekjen Kemhan dan Irjen Kemhan,” kata Karo Humas Setjen Kemhan, Brigjen Frega Wenas, di Kantor Kemhan, Jumat (10/1).
Frega mengatakan, dalam pertemuan tersebut turut dibahas pula beberapa rencana kerja sama bilateral kedua negara dalam bidang pertahanan. Salah satunya adalah kerja sama latihan militer.
“Dan bahkan tadi disampaikan juga untuk harapan bisa melaksanakan latihan militer karena kita tahu bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini latihan militer menjadi sebuah media untuk melaksanakan diplomasi pertahanan dengan negara-negara sahabat dan tentunya Tiongkok (China) menjadi salah satu mitra,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Frega menyebut latihan militer tersebut belum diketahui kapan dilaksanakan termasuk lokasinya apakah akan dilakukan di kawasan Laut China Selatan atau lokasi lainnya.
Namun, ia menyebut, latihan militer bersama itu adalah salah satu bentuk membangun diplomasi khususnya bidang pertahanan.
“Kalau untuk lokasi tadi sih tidak dibahas, ya. Tapi pada prinsipnya ketika kita menyelenggarakan latihan militer itu, itu kan adalah salah satu aktivitas diplomasi pertahanan,” ungkapnya.
“Pada prinsipnya tadi baik jenderal dari Tiongkok kemudian Pak Menhan sepakat bahwa kerja sama yang kita lakukan, kerja sama pertahanan ini harus menguntungkan sesuai dengan kepentingan nasional masing-masing dan saling menghormati,” pungkasnya.