Terima Massa 21 April, Dasco Sambut Partai Buruh dan Partai Mahasiswa Indonesia

21 April 2022 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, dan Lodewijk menemui mahasiswa dan buruh yang berdemo di depan Gedung DPR, Kamis (21/4/2022). Foto: Yoga Agusta/DPR
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Rachmat Gobel, dan Lodewijk menemui mahasiswa dan buruh yang berdemo di depan Gedung DPR, Kamis (21/4/2022). Foto: Yoga Agusta/DPR
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyinggung lahirnya Partai Buruh dan Partai Mahasiswa Indonesia saat menerima perwakilan massa buruh dan mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPR, Senayan.
ADVERTISEMENT
Dasco mengucapkan selamat datang kepada Partai Buruh dan Partai Mahasiswa Indonesia. Sebab dia mendapatkan informasi bahwa dua partai itu sudah disahkan di Kemenkumham.
"Telah lahir partai baru, ada namanya Partai Buruh. Lalu kemudian ada juga Partai Mahasiswa Indonesia. Sudah sah di departemen hukum dan HAM," kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Kamis (21/4).
Ketua Harian DPP Gerindra ini mengajak kedua partai itu untuk sama-sama berkompetisi mendapatkan kursi di parlemen untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
"Nah, kita ucapkan selamat datang, mari kemudian berkompetisi, cari kursi di DPR yang bersama-sama bisa memperjuangkan hak kalian dengan kami. Partai Buruh dengan anggota yang sekian banyak saya yakin bisa mendapatkan kursi untuk bersama-sama memperjuangkan aspirasi di DPR," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Begitu juga dengan mahasiswa, Partai Mahasiswa Indonesia, saya sudah cek memang benar sudah lolos Kumham tinggal nanti verifikasi untuk pemilu," imbuh dia.
Massa mahasiswa demo di depan gerbang DPR, Kamis (21/4/2022). Foto: Annisa Thahira Madina/kumparan
Dasco yakin dengan jumlah mahasiswa yang banyak, Partai Mahasiswa Indonesia dapat merebut kursi untuk memperjuangkan aspirasi anak muda.
"Dengan mahasiswa yang segini banyak harusnya bisa bersama-sama merebut kursi di DPR memperjuangkan aspirasi mahasiswa. Yang namanya tadi sistem pendidikan, reformasi agraria dan juang buruh," kata dia.
Lebih lanjut, ia meminta mahasiwa dan buruh selalu kompak untuk bisa memperoleh 10-20 kursi di parlemen.
"Saya berharap banyak, makannya saya mengimbau kawan-kawan buruh kompak seluruh Indonesia, kompak, masa enggak bisa dapat 10-20 kursi, kan gitu. Begitu juga dengan mahasiswa, dengan jutaan mahasiswa masa enggak bisa dapat 20 kursi," tutur Dasco.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kita bersama-sama di parlemen memperjuangkan apa-apa yang mesti diperjuangkan untuk bangsa dan negara," ujarnya.
Dalam forum tersebut, perwakilan buruh dan mahasiswa juga sempat menyampaikan aspirasinya kepada pimpinan DPR RI.
Pimpinan DPR terima perwakilan Buruh dan mahasiswa. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Ketua Umum Serikat Buruh KASBI Nining Elitos menuturkan pihaknya dan DPR sepakat agar pembahasan revisi Omnibus Law Cipta Kerja akan diskusikan bersama aliansi buruh.
"Berkaitan dengan Omnibus Law agar ada duduk bersama dengan berbagai macam stakeholder. Artinya bagaimana ruang-ruang demokrasi ini seharusnya partisipasi publik itu harus menjadi prioritas ketika melahirkan kebijakan," kata dia dalam forum yang sama.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga menyampaikan aspirasi agar anggota dewan memperhatikan harga kebutuhan pokok yang naik menjelang Lebaran.
"Kami menyampaikan agar pimpinan DPR termasuk yang ada di wakil rakyat di DPR harus menjadi perhatian serius karena penderitaan rakyat dengan berbagai macam regulasi kebijakan yang kemudian nanti akan berimbas baik ekonomi secara nasional maupun persoalan gejolak sosial," ujar Nining.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, perwakilan Komite Revolusi Pendidikan Indonesia yang berafiliasi dengan Aliansi Mahasiswa Indonesia (AMI) menyampaikan aspirasi terkait pendidikan. Dia menuturkan saat ini banyak anak yang putus sekolah dan kebebasan berekspresi yang belum maksimal.
"75 ribu anak putus sekolah, badai pandemi dan pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang. Orang tua kita menjerit di rumah. Kita harus turun ke jalan menyampaikan aspirasi. Mengembalikan kebebasan berekspresi di kampus, banyak teman kami di-DO. Kami pernah mengusulkan ke Kemendikbud untuk menggratiskan biaya sekolah selama pandemi," ujar perwakilan tersebut.