Ternyata Gempa Cianjur Disebabkan Sesar Cugenang, Baru Teridentifikasi

8 Desember 2022 18:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara ini menunjukkan para pekerja menggunakan alat berat untuk memindahkan tanah setelah tanah longsor yang dipicu oleh gempa berkekuatan 5,6 di dekat Cianjur pada Selasa (22/11/2022). Foto: Adek Berry/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara ini menunjukkan para pekerja menggunakan alat berat untuk memindahkan tanah setelah tanah longsor yang dipicu oleh gempa berkekuatan 5,6 di dekat Cianjur pada Selasa (22/11/2022). Foto: Adek Berry/AFP
ADVERTISEMENT
BMKG merilis hasil survei zona patahan yang menyebabkan gempa di Cianjur, Jawa Barat. Kepala BMKG Dwikorita mengungkapkan survei ini diperlukan untuk pembangunan kembali di wilayah terdampak gempa.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau bangun kembali patahannya belum diketahui di mana dikhawatirkan zona yang patah atau bergeser itu akan dibangun lagi dan kurang lebih 20 tahun kemudian akan runtuh lagi, sehingga penetapan zona patahan vital dalam mendukung pembangunan kembali rumah yang rusak," kata Dwikorita saat konferensi pers, Kamis (8/12).
Dwikorita menjelaskan patahan yang menyebabkan gempa Cianjur, baru teridentifikasi. BMKG menamakannya dengan patahan atau sesar Cugenang karena melintasi Kecamatan Cugenang.
"Di Indonesia sudah teridentifikasi 295 patahan aktif, namun patahan Cugenang belum termasuk yang teridentifikasi. Jadi ini yang baru ditemukan atau teridentifikasi," kata Dwikorita.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. Foto: BMKG
Adapun BMKG menentukan zona patahan dengan melihat arah focal mechanism, retakan permukaan tanah, sebaran kerusakan bangunan dan titik longsor karena gempa, serta kelurusan morfologi.
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers, BMKG menunjukkan foto arah patahan Cugenang. Garis patahan yang ditunjukkan dengan gris merah putus-putus itu memanjang melintasi Desa Nagrak, Desa Desa Cibulakan, Desa Benjot, Desa Sarampad, Desa Mangunkerta, Desa Nyalindung, Desa Cibeureum, Desa Ciputri, dan Desa Ciherang.
Foto udara patahan aktif Cugenang. Foto: Dok. BMKG
"Jadi patahan Cugenang itu adalah patahan yang baru saja terbentuk atau ditemukan di sepanjang lintasan merah putus-putus tadi atau strike dengan arah barat laut tenggara dan diberi nama patahan Cugenang. Dari situlah zona yang harus dikosongkan dari zona yang garis putus-putus dan kanan-kiri antara 200-300 meter," kata Dwikorita.
Zona yang harus dikosongkan itu masuk dalam zona bahaya. Gempa yang merusak bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga disarankan tidak dijadikan pemukiman.
"Zona ini kami gambarkan (dalam foto) dengan warna ungu atau disebut zona bahaya yang harus dikosongkan dalam radius 300-500 meter garis putus-putus strike tersebut. Ini sudah kami sampaikan ke bupati, kepala BNPB dan PUPR yang akan direlokasi adalah di sepanjang zona tersebut," kata Dwikorita.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, BMKG menyebut beberapa kali gempa Cianjur disebabkan sesar Cimandiri. Sesar di Jawa Barat yang melintas dari Sukabumi ke Cianjur dan sekitarnya.