Ternyata Pria Lebih Sering Kentut daripada Wanita, ini Hasil Risetnya

1 Juli 2021 10:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dr Syaefudin, Dosen IPB University dari Departemen Biokimia. Foto: Dok. IPB
zoom-in-whitePerbesar
Dr Syaefudin, Dosen IPB University dari Departemen Biokimia. Foto: Dok. IPB
ADVERTISEMENT
Dosen IPB University dari Departemen Biokimia Dr Syaefudin melakukan penelitian soal kentut. Hasilnya pria lebih sering kentut daripada wanita. Kok bisa?
ADVERTISEMENT
Seperti dalam siaran pers IPB University, Kamis (1/7), istilah kentut bagi sebagian orang dapat berarti menjijikkan dan memalukan. Apalagi bila dikeluarkan secara tidak sengaja, ini yang kerap dianggap tidak sopan. Sehingga tak jarang orang berusaha menahan dan menyembunyikannya.
Padahal kebebasan mengeluarkan gas kentut merupakan salah satu anugerah dari Tuhan. Bahkan menyimpan fakta ilmiah yang dapat mengundang decak kagum.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University dalam program kajian ilmiah dan tafsir al-quran rutin bulanan Teropong Cercah Kauniyah (TerCerahKan) mengungkapkan fakta kentut. Kegiatan ini mengangkat topik "Biokimia Flatulensi (Kentut): Mengungkap Fakta yang Tetap Jadi Rahasia"
Dr Syaefudin, menjelaskan fenomena flatulensi atau kentut dari sisi biokimia. Flatulensi merupakan hasil samping dari siklus metabolisme dalam tubuh di mana glukosa berubah menjadi asam piruvat untuk mengubah makanan menjadi energi serta berjalan secara simultan.
ADVERTISEMENT
Ia pun merasa takjub bahwa metabolisme dalam tubuh dapat mudah dipelajari dengan suatu pola.
Ilustrasi kentut Foto: Dok.Shutterstock
Fenomena kentut adalah suatu hal umum terjadi namun kerap terlewat bahkan enggan untuk dibicarakan. Seperti fakta unik frekuensi kentut antara pria dan wanita berbeda.
Di mana pria lebih sering mengeluarkan kentut hingga 25 kali dalam sehari. Adapun sumber gas kentut tersebut berasal dari eksogen yakni udara dan minuman atau endogen dari fermentasi makanan.
Fakta unik lainnya adalah hanya 20 persen gas yang dikeluarkan via anus, sisanya melalui sendawa. Jumlah mikroba dalam tubuh manusia mencapai 14 miliar dan dapat menghasilkan 13 liter gas hidrogen dalam sehari.
Namun gas tersebut sebagian diserap mikroba, tidak dikeluarkan seluruhnya lewat anus. Gas hidrogen akan direaksikan dengan senyawa bersulfur sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida yang berbau khas telur busuk. Ada pula mikroba yang dapat menghasilkan gas metana yang berbau kurang sedap.
ADVERTISEMENT
“Perubahan molekul hidrogen menjadi metana ataupun hidrogen sulfide berbau busuk itu sebenarnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Kita tahu bahwa dua kilogram atau 14 miliar sel mikroba dalam tubuh bisa mengkonversi 40 gram karbohidrat menjadi 13 liter hidrogen. Bayangkan bila kita dipaksa untuk mengeluarkan gas sebanyak itu dalam satu waktu melalui lubang yang sama, pasti menderita, mengingat hidrogen sendiri bersifat flammable (mudah terbakar),” ungkapnya.
Bahkan produktivitas gas kentut berkaitan erat dengan kesehatan manusia. Fakta lainnya adalah bau gas kentut dapat ditentukan berdasarkan jenis makanan, terutama yang mengandung banyak protein.