Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Teror Penusukan Massal di Prancis: 1 Orang Tewas, 5 Polisi Luka
23 Februari 2025 10:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Seorang pria menyerang sejumlah polisi dengan pisau di Mulhouse, Prancis timur, pada Sabtu (24/2).
ADVERTISEMENT
Satu warga sipil tewas, sementara dua polisi terluka parah. Presiden Emmanuel Macron menyebut insiden ini sebagai “aksi teror Islamis”.
Pelaku, pria 37 tahun asal Aljazair, masuk dalam daftar pantauan pencegahan teror Prancis dan kini ditahan.
Jaksa penuntut Nicolas Heitz mengatakan tiga polisi lainnya juga mengalami luka ringan. Dua petugas yang terluka parah mengalami cedera di arteri karotis dan toraks.
Serangan terjadi sekitar pukul 16.00 waktu setempat di tengah demonstrasi mendukung Republik Demokratik Kongo.
Menurut jaksa antiteror nasional (PNAT), tersangka pertama kali menyerang polisi kota sambil meneriakkan “Allahu Akbar”. Beberapa saksi mengonfirmasi hal tersebut kepada AFP.
Seorang warga sipil berusia 69 tahun yang mencoba melerai serangan mengalami luka parah. Ia diketahui berkewarganegaraan Portugal.
ADVERTISEMENT
Macron menegaskan tidak ada keraguan bahwa ini adalah serangan teroris.
“Pemerintah akan melakukan segala hal untuk memberantas terorisme di tanah kami,” ujarnya, seperti diberitakan AFP.
Pelaku sudah beberapa kali menjadi target pengusiran dari Prancis, tetapi Aljazair menolak menerimanya.
Menteri Dalam Negeri Bruno Retailleau memastikan bahwa Prancis telah mencoba mengusirnya 10 kali.
“Terorisme Islamis kembali menyerang,” kata Retailleau kepada TF1.
Menurutnya isu migrasi kembali menjadi faktor dalam aksi teror ini.
Penyelidikan resmi telah dibuka atas dugaan pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan aksi terorisme.
Pasca-serangan, pasukan militer diterjunkan ke lokasi. Tim forensik bergerak cepat mengumpulkan bukti sebelum hujan menghapus jejak darah di tempat kejadian.
Berbicara di sela kunjungannya ke pameran pertanian Prancis, Macron menyampaikan solidaritas kepada para korban.
ADVERTISEMENT
“Fanatisme telah menyerang lagi, dan kami berduka,” komentar Perdana Menteri François Bayrou.