Teror Pinjol Intai Keluarga di Kediri dan Tangsel, Anak Jadi Korban

17 Desember 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Catatan Redaksi: Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan, segera cari pertolongan!

Ilustrasi Pinjaman Online. Foto: Dok. Finmas
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pinjaman Online. Foto: Dok. Finmas
ADVERTISEMENT
Pinjaman online (pinjol) kembali memakan korban. Sistem penagihan mereka yang memanfaatkan debt collector, merenggut nyawa sejumlah orang.
ADVERTISEMENT
Cerita miris itu terjadi di Kediri dan Tangerang Selatan dalam sepekan terakhir. Bagimana kasusnya?, berikut kumparan rangkum:

Diteror Debt Collector Pinjol yang Tagih Rp 15 Juta, Sekeluarga di Kediri Minum Racun: 1 Anak Tewas

Satu keluarga di Dusun Sumberejo, Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri mencoba mengakhiri hidup dengan minum racun. Motifnya, mereka tak kuat ditagih dan diteror debt collector pinjol.
Mereka adalah pasangan suami istri Danang (31), Minatun (29), dan dua anaknya MNP (8) dan MRS (2). MRS sendiri tewas setelah minum susu bercampur racun. MNP selamat karena ia cuma minum sedikit lalu muntah.
TKP rumah korban percobaan bunuh diri di Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Senin (16/12/2024). Foto: kumparan
"Saat ini, kondisi suami dan istri terus membaik setelah menjalani perawatan intensif di RS SLG Kediri. Anak pertama juga sudah diperbolehkan pulang dan dirawat oleh kerabatnya,” kata Kasat Reskrim Polres Kediri, AKP Fauzy Pratama.
ADVERTISEMENT
Sementara bentuk teror yang mereka terima adalah telepon terus menerus dari nomor tak dikenal. Ia selalu ditagih utang.
"Hal ini membuatnya bingung dan akhirnya menceritakan masalahnya kepada suaminya,” ungkap Fauzy.
Pertolongan dicari, tapi bantuan tak didapat. Dalam kondisi tertekan dan frustrasi, mereka akhirnya nekat minum racun tikus yang dicampur susu.
Saat ini, Danang, Minatun dan MNP masih dirawat di Rumah Sakit SLG Kabupaten Kediri. Mereka belum bisa dimintai keterangan.
Tapi dari pendalaman sementara polisi mereka terjerat utang Rp 15 juta.

Sempat Minta Tolong Keluarga

Danang sempat minta tolong keluarga dekatnya untuk membantunya keluar dari masalah ini. Ia menelepon sang kerabat pada tengah malam.
"Mbak, tolong, saya sudah tidak kuat," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri, Ipda Hery Wiyono.
ADVERTISEMENT
Si kerabat mencoba telepon balik, tapi tak mendapat jawaban. Pada pukul 07.30 WIB, telepon kerabat itu diangkat oleh MNP, yang merasa kesakitan dan tidak bisa berbuat apa-apa.
TKP rumah korban percobaan bunuh diri di Desa Manggis, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Senin (16/12/2024). Foto: kumparan
Pada pukul 09.00 WIB, kerabat tiba dan menemukan pemandangan yang memilukan. Danang dan istri tergeletak di lantai dengan bekas muntahan dan feses di sekitar mereka.
Sekeluarga itu segera dilarikan ke Rumah Sakit, hanya MNP yang selamat karena memuntahkan susu bercampur racun tikus itu.

Dijerat UU KDRT, Ancaman 15 Tahun

Danang, orang tua MNP dan MRS dijerat pasal KDRT. Karena, mereka tega memberi susu campur racun tikus kepada anak-anaknya.
Setelah pulih, Danang dan Minatun harus berurusan dengan polisi. Polisi mengatakan, tindakan mereka menyuruh kedua anaknya minum racun masuk ranah pidana, bisa dijerat dengan UU Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
ADVERTISEMENT
"Ancaman hukuman maksimalnya adalah 15 tahun penjara. Karena ada korban meninggal, hukuman dapat ditambah sepertiga dari hukuman pokok," kata Hery.

Sekeluarga di Tangsel Tewas Karena Teror Pinjol

Kisah pilu juga terjadi di Tangerang Selatan (Tangsel). Pasangan Ade Fadli (31) dan Yunia Lestari (28) serta anak mereka AH (3) ditemukan tewas di rumah mereka, Kelurahan Cirendeu, Ciputat Timur, Tangsel, pada Minggu (15/12).
Seperti keluarga di Kediri, mereka diduga bunuh diri akibat masalah pinjol.
Ketiganya ditemukan oleh saksi, yang mengintip dari jendela. Saksi ini melihat Yunia dan AH dalam kondisi kaku. Sementara Ade, ditemukan tewas gantung diri di dapur.
Suasana rumah satu keluarga tewas diduga bunuh diri karena pinjol di Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Senin, (16/12/2024). Foto: kumparan
"Kemudian saksi berusaha membawa korban A.H (anak) ke Klinik Medika Cirendeu, namun sesampainya di lokasi menurut keterangan petugas medis korban sudah dinyatakan meninggal dunia," kata Kasi Humas Polres Tangsel, AKP Agil Sahril.
ADVERTISEMENT
Yani, kakak Yunia menduga kuat mereka tak kuat menerima teror dari para penagih pinjol.
"Waktu itu datang orang pinjol, kan alamatnya sama dengan saya. Saya bilang, 'Kamu dicariin sama Home Credit. Kamu minjem duit?' Adik saya bilang, 'Enggak,'. Pas saya selidiki, ternyata lakinya (yang meminjam)," kata Yani, Senin (16/12).
Sementara nominal dari besaran pinjaman itu belum diketahui.

Suami Marah Jika Istri Tak Pinjami KTP Untuk Pinjol

Berdasarkan keterangan dari Yani, Ade marah jika Yunia tak memberinya pinjaman KTP.
"Saya tanya, 'Lah terus kok pakai data lu?' Dia bilang, 'Iya, dipinjam, soalnya pakai data suamiku enggak bisa. Kalau enggak dikasih, dia marah, Kak,' kata dia begitu." ucap Yani.
Suasana rumah satu keluarga tewas diduga bunuh diri karena pinjol di Kampung Poncol, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Senin, (16/12/2024). Foto: kumparan
Ade sendiri bekerja sebagai buruh pabrik.
Meski begitu, keluarga ini dikenal harmonis oleh tetangga sekitar. Siti contohnya, ia terkejut atas peristiwa yang menimpa keluarga itu.
ADVERTISEMENT
"Keluarga yang harmonis pokoknya, baik-baik saja dua-duanya. Menurut saya juga suami istri yang pokoknya baik, terus sopan santunnya, juga benar menurut saya nggak ada masalah apa-apa. Bahkan kalau saya sih kesimpulannya itu keluarga muda yang bahagia," ujarnya.