Teroris Ditangkap Jelang G20, Kapolda Bali: Menunjukkan Pengamanan Telah Siap

12 September 2022 17:32 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra berserta jajaran saat video conference dengan Kapolri, Minggu (21/8). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra berserta jajaran saat video conference dengan Kapolri, Minggu (21/8). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang warga Denpasar berinisial FS (28) ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror karena terafiliasi dengan jaringan teroris Jemaah Ansharut Daulah (JAD) di Desa Sumbermujur, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa (6/9).
ADVERTISEMENT
Penangkapan FS erat dikaitkan dengan pengamanan Presidensi G20 yang berlangsung pada November 2022 mendatang. Apakah penangkapan FS ini berpengaruh terhadap pelaksanaan G20?
Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra mengatakan, penangkapan FS justru membuktikan Indonesia telah siap melaksanakan kegiatan Presidensi G20 dengan aman dan lancar di Bali. Penangkapan FS merupakan bentuk pencegahan terjadi tindakan terorisme.
"Bukan mempengaruhi malah kita menunjukkan kita siap, kita siap, buktinya ada sesuatu yang kecil kita lebih baik melakukan upaya sebelum itu terjadi, hal itu sudah dilakukan oleh Densus untuk melaksanakan kegiatan pengamanan ini," katanya saat mengelar apel pengamanan pasukan G20 di parkiran ITDC, Nusa Dua, Bali, Senin (12/9).
Putu Jayan membeberkan sejumlah pengamanan pelaksanaan G20 di Bali. Yakni, menerjunkan sebanyak 6.826 orang personel, memperketat pengawasan di pintu masuk-keluar Bali, dan memasang kamera CCTV yang mampu mendeteksi wajah dan kendaraan.
ADVERTISEMENT
Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra (kiri) meninjau kesiapan pasukan saat Apel Gelar Pasukan Operasi Gapura Agung X-2022 di Nusa Dua, Bali, Senin (12/9/2022). Foto: Fikri Yusuf/Antara Foto
"Jadi suatu kegiatan pengamanan yang komprehensif dan terencana mulai awal sampai nanti dilaksanakan, yang CCTV itu yang bukan CCTV yang biasa saja tapi yang mempunyai kemampuan khusus face recognition yang sudah digabungkan dengan data data yang kita punyai sebagai orang-yang dicurigai masuk dalam rekaman itu bisa kita antisipasi," katanya.
FS diduga terlibat jaringan terorisme akibat terpapar radikalisme melalui media sosial. FS direkrut jaringan terorisme itu dengan menyatakan sumpah setia kepada pimpinan ISIS secara online.
Sebelumnya, ibu dari FS yang berinisial ST (59) mengatakan, FS memang lebih sering aktif mengikuti ibadah di masjid dibandingkan musala di kompleks perumahan. Entah sejak kapan, ST melihat mulai aktif ikut pengajian secara online. ST tak pernah bertanya demi menjaga privasi anaknya.
ADVERTISEMENT
FS merupakan tamatan sarjana sipil dari sebuah Politeknik di Bali. FS lalu bekerja sebagai mandor proyek di sebuah perusahan infrastruktur kurang lebih lima tahun.
FS beberapa kali menjadi mandor proyek perumahan di Bali. FS sempat bekerja di Dompu, Nusa Tenggara Barat tahun 2021 lalu. FS memboyong anak dan istrinya. FS kembali ke Denpasar pada awal tahun 2022 lalu.