Tersandung Skandal, PM Jepang Shinzo Abe Meminta Maaf

26 Maret 2018 4:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters/Issei Kato)
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta maaf atas dugaan skandal kronisme yang menjerat dirinya Minggu (25/3). Skandal tersebut membuat dukungan dan kepercayaan terhadap pemerintahannya terjun bebas.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, Abe menghadapi krisis politik terparah sejak menduduki jabatannya pada Desember 2012. Krisis ini lantaran kecurigaan atas skandal penjualan tanah milik negara dengan diskon besar kepada sekolah nasionalis yang memiliki hubungan baik dengan istrinya.
"Masalah ini telah mengguncang kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan," kata Abe pada konvensi tahunan Partai Demokrasi Liberal. "Sebagai kepala pemerintahan, saya merasa bertanggung jawab dan sangat ingin meminta maaf kepada rakyat."
Protest skandal PM Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters/Issei Kato)
zoom-in-whitePerbesar
Protest skandal PM Jepang, Shinzo Abe (Foto: Reuters/Issei Kato)
Dia menjanjikan klarifikasi fakta dan pencegahan terulangnya hal serupa, tanpa memberikan niat pengunduran diri. Sementara para pengunjuk rasa di depan lokasi konvensi di Tokyo, mereka menuntut Abe untuk turun jabatan.
Abe membantah ada campur tangan dia maupun istrinya dalam penjualan atau berusaha mengubah dokumen yang terkait dengan kesepakatan itu.
ADVERTISEMENT
Sekutu dekatnya, Menteri Keuangan Taro Aso, juga membantah terlibat dalam perubahan yang dilakukan oleh pejabat kementerian.
Jajak pendapat publik akhir pekan lalu menunjukkan dukungan untuk menurunkan kabinet pemerintahan Abe dengan mayoritas mengatakan “ia bertanggung jawab terhadap skandal tersebut.”
Kemerosotan dukungan ini menenggelamkan harapan Abe untuk memenangkan masa jabatan periode ketiga sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP) dalam pemilihan umum partai pada bulan September mendatang. Padahal kemenangan di partai bisa membuka jalan mulus untuk membawanya menjadi perdana menteri Jepang dengan jabatan terlama sepanjang sejarah.