Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Mengaku Potong Gundul Atas Permintaan Sendiri

26 Februari 2020 19:25 WIB
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Rambut gundul 3 tersangka pembina Pramuka dalam insiden susur sungai SMPN 1 Turi yang menewaskan 10 orang siswi menjadi polemik di media sosial. Banyak pihak yang menganggap tidak sepantasnya seorang guru dipotong gundul.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY lantas menjenguk ketiganya di Polres Sleman, Rabu (26/2).
Pejabat yang hadir masing-masing Penjabat Sekda Sleman Hardo Kiswoyo dan Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman Arif Haryono. Dari PGRI hadir Biro Advokasi Perlindungan Hukum dan Penegakan Kode Etik PGRI DIY Andar Rujito dan Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum PGRI DIY Sukirno.
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Mereka lantas bertemu ketiga tersangka yakni Isfan Yoppy Andrian (36), Riyanto (58), dan Danang Dewo Subroto (58). Mereka lantas berbincang terkait kondisi mereka saat ini. Para tersangka kemudian dihubungkan melalui telepon dengan Ketua Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum (LKBH) PB PGRI, Ahmad Wahyudi, untuk menjelaskan keadaan di Polres Sleman.
“Kalau gundul itu permintaan kami, Pak. Pada dasarnya alasan kami demi keamanan. Kalau saya tidak gundul banyak yang lihat saya bentuknya (berbeda), di dalam itu gundul semua. Jadi itu permintaan kami,” ujar tersangka Yoppy saat berbincang melalui telepon dengan Wahyudi.
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Yoppy menjelaskan bahwa dia dan 2 tersangka lain juga meminta agar memakai seragam yang sama dengan tahanan lain. Dengan begitu mereka akan aman berbaur dengan tahanan lain dan tidak membuat yang lain iri.
ADVERTISEMENT
“Kalau di dalam bajunya sama, gundul semua orang. Jadi tidak spesifik (berbeda) ke saya,” kata dia.
Yoppy pun meminta kepada Wahyudi untuk mengklarifikasi berita yang beredar. Dia hanya meminta dukungan PGRI agar proses hukum yang dijalaninya bisa segera selesai.
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Saya tidak ada tekanan apa pun bahkan kami diperlakukan lebih baik dari pada yang lain. Mohon dukungannya saja Pak kalau ada berita-berita di luar yang simpang siur mohon diluruskan, Pak,” katanya.
“Saya tidak ada tekanan, tidak dipukuli. Kami bertiga justru di-support petugas. Kami diberi dukungan sehingga hati kami semakin kuat,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Sleman Arif Haryono mengatakan kedatangannya ke sini tak lain untuk mengecek kondisi ketiga pembina Pramuka tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ingin untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya dari para pembina Pramuka ini di tahanan Polres Sleman. Karena kita tahu bahwa mereka sedang menjalani proses hukum. Tadi sudah mendengar sendiri mereka enjoy, tidak ada tekanan,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Sleman dan PGRI DIY menjenguk ketiga tersangka insiden susur sungai SMPN 1 Turi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Arif pun lega mendengar sendiri dari ketiganya bahwa rambut gundul tersebut merupakan keinginan masing-masing agar tidak berbeda dengan tahanan lain.
“Kemudian soal penggundulan bahkan sesuai permintaan mereka agar sama dengan tahanan yang lain. Yang satunya juga mengaku memang biasa gundul. Saya ingin memastikan para pembina Pramuka ini dalam keadaan sehat dan baik dan tidak ada suatu apa pun. Tadi juga sudah komunikasi dengan LKBH Pusat,” pungkasnya.