Tewaskan 13 Orang, Pelaku Pembantaian di Sekolah Rusia Kenakan Lambang Swastika

26 September 2022 18:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simbol Swastika. Foto:  MyImages - Micha/Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Simbol Swastika. Foto: MyImages - Micha/Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Pelaku pembantaian di salah satu sekolah di Kota Izhevsk, Rusia, tertangkap kamera sedang mengenakan kaus dengan simbol swastika saat menjalankan aksinya.
ADVERTISEMENT
Swastika dikenal luas sebagai simbol rezim Nazi yang digunakan oleh diktator Jerman Adolf Hitler pada masa Perang Dunia II. Di masa sekarang, simbol kuno itu melambangkan kebencian.
Tim investigasi melaporkan, pria bersenjata itu membunuh 13 orang, termasuk 7 orang di antaranya anak-anak serta melukai sedikitnya 20 orang sebelum menembak dirinya sendiri hingga tewas, pada Senin (26/9). Identitas pelaku serta motif penembakan hingga kini belum diketahui.
Lembaga penegak hukum yang menangani kasus kejahatan besar di Rusia, Komite Investigasi Federasi Rusia (SKR) mengatakan pria bersenjata itu juga diketahui mengenakan balaclava (seperti ski mask, masker yang hanya memperlihatkan mata).
SKR melalui media lokal merilis sebuah video singkat yang memperlihatkan tubuh pelaku tergeletak di lantai salah satu ruang kelas dalam kondisi tak bernyawa. Ia berpakaian serba hitam, dengan simbol swastika merah dalam lingkaran tergambar di tengah kausnya.
ADVERTISEMENT
“Enam korban dewasa tewas, termasuk guru dan penjaga keamanan. Sebanyak 21 orang, termasuk 14 anak-anak mengalami cedera,” lapor SKR, seperti dikutip dari Reuters.
Lebih lanjut, menurut laporan TASS, para investigator mengatakan bahwa pelaku membawa dua pistol dengan cadangan amunisi yang cukup banyak. Artinya, ia hendak menargetkan banyak korban jiwa dalam pembantaian itu.
Insiden berdarah ini menambah rentetan daftar penembakan di sekolah Rusia dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Mei 2021, seorang remaja bersenjata membunuh tujuh anak dan dua orang dewasa di kota bermayoritas Muslim, Kazan. Kemudian pada April lalu, pria membunuh dua anak dan seorang guru di sebuah taman kanak-kanak di wilayah Ulyanovsk sebelum akhirnya membunuh dirinya sendiri.