Thailand Temui Aung San Suu Kyi Sebelum Pertemuan ASEAN di Jakarta

12 Juli 2023 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aung San Suu Kyi Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun
ADVERTISEMENT
Thailand mengaku bertemu dengan eks kepala pemerintahan Myanmar, Aung San Suu Kyi, di dalam tahanan. Pertemuan tersebut dilakukan sebelum pertemuan menteri ASEAN digelar di Jakarta pekan ini.
ADVERTISEMENT
Suu Kyi ditahan setelah pemerintahannya dikudeta pada Februari 2021 lalu. Kudeta tersebut merupakan pemicu krisis kemanusiaan yang menewaskan ribuan jiwa di Myanmar.
Tempat penahanan Suu Kyi di Myanmar dirahasiakan oleh junta militer. Suu Kyi pun ditahan atas berbagai dakwaan.
Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN , di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Rabu (10/5/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
Informasi mengenai pertemuan dengan Suu Kyi disampaikan Menlu Thailand Don Pramudwinai di sela pertemuan menlu ASEAN di Hotel Shangri-La, Jakarta pada Rabu (12/7). Don mengungkap pertemuan dengan Suu Kyi dilakukan pekan lalu.
"Iya ada pertemuan pada Minggu. Dia dalam kondisis sehat dan itu merupakan pertemuan yang baik dengan dia," kata Don. Ia tak mengungkap siapa perwakilan Thailand yang bertemu dengan Suu Kyi.
"Dia (Suu Kyi) mendorong dialog (untuk menyelesaikan krisis Myanmar)," sambung Don.
ADVERTISEMENT
Sejak krisis Myanmar pecah, persoalan itu menjadi fokus ASEAN. Pada pertemuan darurat di Jakarta pada 2021 ASEAN merekomendasikan lima poin ke Myanmar demi membantu keluar dari krisis.
Pada pertemuan antar menteri di Jakarta Rabu (12/7), ASEAN kembali menjadikan krisis Myanmar poin pembahasan utama.
"ASEAN masih sangat concern dan mengecam dengan masih tingginya tindakan kekerasan," kata Menlu RI Retno Marsudi.
"ASEAN mendesak semua pihak untuk menyelesaikan atau untuk menyetop tindakan kekerasan terutama yang akibatkan korban sipil, pemboman fasilitas umum, termasuk sekolah dan rumah sakit," jelas Retno.