news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tiara, Pembawa Baki Bendera di Bali, Meninggal karena Sakit Misterius

9 November 2019 12:48 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desak Putu Tiara, gadis pembawa baki saat upacara penurunan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2019. Foto: Facebook/Tiara Angela
zoom-in-whitePerbesar
Desak Putu Tiara, gadis pembawa baki saat upacara penurunan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2019. Foto: Facebook/Tiara Angela
ADVERTISEMENT
Desak Putu Tiara (17), seorang gadis pembawa baki saat upacara penurunan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2019 di Taman Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, menghembuskan nafas terakhirnya di ICU RS Kertha Usada, Rabu (6/11).
ADVERTISEMENT
Ayah Tiara, Dewa Gede Sugiarta, merasa anaknya itu meninggal dengan penyakit misterius. Sebelum meninggal, kata Sugiarta, Tiara mengeluh tidak enak badan, pusing dan demam.
Keluarga kemudian menjemput Tiara pulang dari sekolahnya di SMAN 3 Singaraja pada Senin (28/10). Sugiarta mengatakan saat itu Tiara dibawa ke klinik dekat rumahnya yang terletak di Banjar Satria, Kelurahan Panarukan, Kecamatan Buleleng.
Pada Jumat (1/11) kondisi tubuh Tiara tidak membaik. Sugiarta membawa Tiara ke RSUD Buleleng untuk cek darah. Kamar RSUD Buleleng penuh sehingga Sugiarta melarikan Tiara ke RS Kertha Usada.
“Dari RSUD (Buleleng) ke RS Kertha Usada itu dia naik ambulans. Masih sempat bercanda. Bahkan, dia hanya duduk. Jadi, kami pikir sakitnya tidak parah,” kata Sugiarta kepada wartawan, Jumat (8/11).
ADVERTISEMENT
Setiba di RS Kertha Usada, Tiara langsung dibawa ke ruangan ICU. Saat itu, Tiara juga masih sempat bercanda. Dia mengaku perawat-perawat di RS Kertha Usada menarik mata.
Desak Putu Tiara, gadis pembawa baki saat upacara penurunan Bendera Merah Putih pada 17 Agustus 2019. Foto: Facebook/Tiara Angela
Kakek Tiara, Dewa Sadyana, melanjutkan cerita Sugiarta yang tak sanggup bercerita karena masih terpukul. Menurut Dewa, tim di RS Kertha Usada memasang sejumlah alat medis berupa oksigen dan detak jantung ke tubuh Tiara.
Namun secara tiba-tiba, tubuh Tiara berontak. Tim medis lalu memberikan obat penenang. Selang beberapa waktu kemudian, Tiara drop dan koma.
Bahkan, cairan warna hijau pekat keluar dari hidung Tiara sebanyak setengah botol air kemasan. Menurut dokter, kata Dewa, cairan itu menunjukkan paru-paru dan jantung Tiara telah rusak.
Bagian lambungnya dinyatakan bocor. Namun, dokter belum bisa memastikan sebab paru dan jantung Tiara rusak hingga menyebabkan kematian.
ADVERTISEMENT
“Dokter juga binggung Tiara itu sakit apa dan obat apa yang harus diberikan. Sudah dilakukan pengecekan terhadap darah, hasilnya negatif, enggak ada sakit. Tes HIV juga sempat dilakukan, negatif. Selama di ICU hanya diberikan cairan infus, cairan makanan, dan oksigen,” kata Dewa.
Selama satu minggu dirawat di RS Kertha Usada. Tiara kemudian menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (6/11). Penyebab kerusakan jantung dan paru-parunya masih misterius.
Dewa mengatakan, tim RS Kertha Usada sudah mengambil sample darah Tiara. Darah ini akan dibawa ke laboratorium Universitas Udayana untuk diteliti. Keluarga berencana untuk mengkremasi Tiara pada Rabu (13/11) mendatang.
Hinga saat ini, pihak RS Kertha Usada belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab meninggalnya Tiara.
ADVERTISEMENT