Tiba di Kashgar, Muhammadiyah Kunjungi Masjid Berusia 582 Tahun hingga Kota Kuno

9 Juli 2024 2:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi masjid tertua di Xinjiang.  Foto: Mirsan Simamora/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi masjid tertua di Xinjiang. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah dari Kota Urumqi, Pimpinan Pusat dan Pengurus Daerah Muhammadiyah melanjutkan kunjungannya ke Perfektur Kashgar, Minggu (7/7). Ini rangkaian dari memenuhi undangan Kedubes China di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Daerah ini terletak paling barat Provinsi Xinjiang, China. Berbatasan langsung dengan Tajikstan dan Islamabad. Selama berada di Kashgar, rombongan berkesempatan salah satunya mengunjungi Masjid Etigar Kashgar. Masjid ini terletak di pusat kota.
Rombongan disambut Imam Masjid bernama Mamat Juma. Dia memperkenalkan bagian-bagian masjid. Termasuk lokasi azan memiliki bangunan tersendiri. Masjid ini juga dilengkapi madrasah. Kawasan masjid cukup asri, dikelilingi banyak pohon.
Kepada rombongan, Mamat mengatakan, masjid ini berusia 582 tahun. Dibangun pada masa Dinasti Ming sekitar tahun 1442.
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi masjid tertua di Xinjiang. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
“Masjid Etigar namanya, artinya tempat perayaan Hari Raya. Masjid ini dibangun pada tahun 1442 Dinasti Ming, telah bersejarah selama 582 tahun lebih,” kata Mamat, Senin (8/7).
Masjid ini, lanjut Mamat, telah banyak mengalami perbaikan yang anggarannya dibantu Pemerintah Tiongkok.
ADVERTISEMENT
“Seluruh masjid ini memiliki luas sebanyak 1.68 hektare. Dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah membantu masjid ini untuk renovasi dan biar masjid ini ditetapkan seperti aslinya dalam sejarah,” ujarnya.
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi masjid tertua di Xinjiang. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Mamat memastikan masyarakat di daerah itu hidup berdampingan dengan baik. Umat Muslim juga menjalankan agamanya dengan baik.
“Kehidupan rakyat muslim sini berbahagia, kami sungguh berterima kasih terhadap tanah air kami,” ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Pimpinan Muhammadiyah Jakarta Nurhadi Matsani Saleh menyebut, masjid itu sekilas mirio Masjid Agung Demak. Ini terlihat pada tiang bangunan masjid dan konsep terbuka.
“Ini mirip masjid di Demak,” bebernya.

Kunjungi Kota Kuno Acient City of Kashi

Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi Kota Kuno. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Beranjak dari Masjid Etigar, rombongan berkesempatan melihat kota kuno Kashgar, Senin (8/7). Kota ini disebut-sebut awal peradaban di Kashgar.
ADVERTISEMENT
Kota ini sudah mengalami modernisasi, Pemerintah Tiongkok mengubah kawasan ini jadi pusat perbelanjaan yang menjual kerajinan tangan seperti batu giok, alat musik, tembaga hias, hingga rempah-rempah untuk minuman teh. Banyak turis yang datang ke kota kuno ini.
Dulunya, bangunan kota kuno ini terbuat dari tanah yang dikeringkan atau seperti batu bata. Hanya ada pintu dan satu jendela. Ini terlihat dari miniatur bangunan yang dipamerkan. Bangunan mereka dipersiapkan untuk menghadapi cuaca ekstrem seperti salju.
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi Kota Kuno. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
“Pemerintah sangat memperhatikan kehidupan rakyat setempat seperti saya. Dulu tempat yang kami tinggal ialah daerah kota kuno, sehingga tak besar dan mudah runtuh. Tapi pemerintah melaksanakan proyek untuk merenovasi,” kata salah satu pedagang rempah-rempah teh bernama Elijan Halibat.
ADVERTISEMENT
Dari penjualannya selama ini, Elijan mengaku ekonomi keluarganya membaik. Dia bisa menghasilkan 10 ribuan Yuan atau setara Rp 25 juta setiap bulannya.
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi Kota Kuno. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
“Kehidupan muslim di sini juga baik dan damai,” tutupnya.
Selain itu, rombongan juga berkesempatan mengunjungi pembuatan makanan ringan hingga perguruan tinggi di Kashgar.
Dalam rombongan ini turut ikut Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syamsul Anwar, Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Izzul Muslimin, dan Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah M Sayuti.
Rombongan Muhammadiyah saat mengunjungi Kota Kuno. Foto: Mirsan Simamora/kumparan
Selain itu turut diikuti, Ketua Pimpinan Muhammadiyah Jawa Barat Ahmad Dahlan, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Tenggara Sainuddin Nuddin Pempeng, Sekretaris Majlis Pembinaan Kader Pimpinan Pusat Muhammadiyah Azaki Khoirudin, Anggota Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Mutholib, dan Rektor Universitas Muhammadiyah Maumere Erwin Prasetyo.
ADVERTISEMENT