Tidak Ada Kursi Jatah Dosen untuk Bisa Berkuliah di Universitas Negeri

16 Mei 2017 12:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
SBMPTN 2017 (Foto: Dok. Andika)
zoom-in-whitePerbesar
SBMPTN 2017 (Foto: Dok. Andika)
Isu tentang kursi jatah dosen di perguruan tinggi negeri selalu menjadi cerita tersendiri. Isu itu menyebar dari mulut ke mulut. Kebenarannya memang sulit dipertanggungjawabkan.
ADVERTISEMENT
Kisah kursi jatah dosen itu memang selalu menjadi pergunjingan mengingat banyak orang yang ingin berkuliah di universitas negeri. Untuk SBMPTN saja ada hampir 800 ribu orang yang mendaftar di seluruh Indonesia.
Lalu bagaimana menurut panitia SBMPTN soal kursi jatah dosen ini?
Sekretaris Pusat SBMPTN sekaligus Rektor ITS Joni Hermana menepis isu terkait adanya bangku ekstra untuk staf atau dosen yang diperuntukkan untuk sanak saudara mereka agar bisa masuk PTN otomatis.
"Itu harus diklarifikasi itu cerita bohong enggak ada itu, kita itu berlaku fair saja saya pikir itu hal yang harus dijelaskan mengingat semua sekarang kan sistemnya tunggal," ujar Joni Hermana di Gedung RIK UI, Depok, Selasa (16/5).
ADVERTISEMENT
Jumpa pers SBMPTN di kampus UNS (Foto: Twitter @SekreSBMPTN)
zoom-in-whitePerbesar
Jumpa pers SBMPTN di kampus UNS (Foto: Twitter @SekreSBMPTN)
Joni menuturkan, di tempatnya memimpin saat ini di ITS justru sebaliknya ditemukan banyak kasus yang memanfaatkan isu mengenai adanya jalur belakang masuk otomatis ke ITS tanpa melalui jalur tes tertulis.
"Karena yang ada kalo di ITS banyak orang tua yang jadi korban, jadi anaknya dijanjikan masuk ke ITS lewat pintu belakang, tapi yang ada malah uang pendaftaran yang mereka berikan itu raib dan anaknya gagal masuk ITS," ujar dia.
Disinggung mengenai bentuk tindakan tegas yang akan diambil pihak kampus jika terbukti ada pihak kampus yang memanfaatkan jalur tersebut, Joni tak ragu untuk tindak oknum yang terbukti melakukan.
"Ya kalau saya sebagai Rektor menemukan hal demikian di tempat saya jelas saya akan ambil tindakan tegas terkait hal itu, sanksi paling berat akan saya berikan kalau memang terbukti melakukan," kata Joni.
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan pernyataan Joni, Prof Bambang Wibawarta selaku Ketua Panitia Lokal Jakarta dari pihak Universitas Indonesia mengatakan dirinya sampai saat ini belum menemukan kasus terkait hal itu. UI betul-betul memanfaatkan tes jalur tertulis sebagai pintu masuk utama bagi calon mahasiswa yang ingin berkuliah di UI.
"Sejauh ini saya belom dengar yang demikian ya, karena semua sistem masuk mahasiswa itu sekarang kan tunggal harus lewat tes tertulis baik jalur SNMPTN, SBMPTN, dan SIMAK. Kalau dia enggak masuk lewat jalur itu berarti data mahasiswa tersebut tidak tercantum dalam sistem kan sistem masuk mahasiswa tunggal," ujar Bambang.