Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tidak Hanya Trump, Para Pemimpin Ini juga Pernah Kena Prank
2 Juli 2018 14:04 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kena prank alias diusili oleh seorang komedian yang mengaku politisi Partai Demokrat. Trump ternyata bukan satu-satunya pemimpin dunia yang pernah kena prank semacam ini.
ADVERTISEMENT
Prank yang menimpa Trump dilakukan oleh komedian John Melendez yang mengaku sebagai Robert Menendez, senator Partai Republik untuk New Jersey pada Rabu pekan lalu. Trump ketika itu tengah di pesawat Air Force One, berbincang dengan Menendez gadungan.
"Kau telah melalui situasi yang berat dan saya kira situasi yang tidak adil," kata Trump kepada Menendez palsu itu.
Bukan hanya Trump, prank semacam ini juga pernah menimpa pemimpin lainnya, dari Ratu Elizabeth hingga Fidel Castro. Berikut ulasannya:
Ratu Elizabeth
Pada 1995, Ratu Inggris Elizabeth II jadi korban prank. Ketika itu, Elizabeth berbincang selama 17 menit dengan pelaku yang mengaku sebagai Perdana Menteri Kanada Jean Chretien.
Orang yang berani mengerjai Ratu Inggris ini adalah Pierre Brassard, penyiar radio CKOI FM di Montreal, Kanada. Dia mengaku sebagai Chretien dan meminta dukungan Ratu untuk persatuan Kanada ketika referendum Quebec.
ADVERTISEMENT
Dalam percakapan tersebut, Chretien palsu mengaku takut dengan separatis yang ingin merebut Quebec dari Kanada dan meminta Ratu turun tangan. Elizabeth menyanggupinya dan meminta salinan pidato yang harus dia bacakan sebagai dukungan untuk Kanada.
"Saya bisa melakukan sesuatu untukmu, tidak masalah, saya bisa melakukan itu," kata Elizabeth.
Telepon palsu itu memicu kemarahan Istana Buckhingham dan posisi Ratu yang berpihak dalam referendum jadi terbongkar. Dikutip dari The Independent, Kerajaan Inggris mengatakan kejadian itu "sangat disesalkan dan mengganggu".
Brassard kemudian meminta maaf karena telah mengerjai Ratu Elizabeth.
PM Inggris Tony Blair

Kurang dari setahun setelah menjadi perdana menteri Inggris, Tony Blair jadi korban telepon palsu. Namun aksi prank ini dibongkar sendiri oleh Blair.
ADVERTISEMENT
Pada 1998, penyiar radio Steve Penk berusaha menembus jaringan telepon Downing Street untuk berbicara dengan Tony Blair. Dia mengatakan, pemimpin Partai Konservatif William Hague ingin berbicara.
Hague palsu lantas diperankan oleh peniru kawakan Jon Culshaw.
Penk berhasil menembus untuk berbicara dengan Blair. Saat Culshaw berbicara, Blair langsung tahu bahwa dia seorang penipu. Tapi bukannya marah, Blair malah ikut tertawa.
"Imitasi yang bagus," kata Blair.
Menurut juru bicara Blair ketika itu, PM Inggris langsung tahu itu adalah prank karena Hague yang asli tidak pernah memanggilnya "Tony".
Fidel Castro

Ternyata ada juga yang berani mengerjai Fidel Castro, pemimpin Kuba. Pada 2003, dua penyiar radio di Miami, Amerika Serikat, berhasil menembus jaringan telepon Castro setelah mengaku sebagai Hugo Chavez, pemimpin Venezuela.
ADVERTISEMENT
Kedua penyiar tersebut menggunakan rekaman suara pidato Chavez untuk meyakinkan kantor kepresidenan Kuba. Dalam pembicaraan itu, Chavez palsu bertanya kepada Castro soal tas yang hilang.
Tapi Castro tahu dia sedang dikerjai. Tidak seperti Blair yang menanggapinya dengan canda, Castro murka dan marah-marah.
Kasus prank ini juga membuat gusar pemerintah Amerika Serikat yang langsung menjatuhkan denda USD 4.000 kepada stasiun radio itu untuk menenangkan Venezuela.
Sekjen PBB Ban Ki-moon
Ban Ki-moon juga pernah menjadi korban prank telepon ketika dirinya menjabat Sekretaris Jenderal PBB pada 2012 lalu.

Ketika itu, penyiar radio Sébastien Trudel dan Marc-Antoine Audette dari radio CKOI-FM meneleponnya, mengaku sebagai Perdana Menteri Kanada Stephen Harper. Ketika itu, para pemimpin dunia tengah berkumpul di PBB untuk Sidang Majelis Umum.
ADVERTISEMENT
Kepada Ban, Harper palsu mengatakan tidak bisa hadir di Sidang Majelis Umum PBB karena sibuk menyisir rambutnya dengan lem super. Dia juga meminta bantuan Ban untuk mencari waralaba hoki untuk Quebec.
Ban langsung tahu dia sedang dikerjai. Namun dia tidak marah, dan ikut bercanda bersama.