Tiga Ekor Hiu Tutul Ditemukan Mati Terdampar di Bawah Jembatan Suramadu

19 Juli 2023 22:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hiu paus. Foto: Lindsey Lu/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hiu paus. Foto: Lindsey Lu/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tiga hiu tutul mati terdampar di bawah jembatan Suramadu sisi Bangkalan, Madura. Kematian hewan itu sempat viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Unair, dr. Bilqisthi Ari Putra mengatakan, hiu-hiu tersebut pertama kali ditemukan pada Senin (17/7). Menurutnya hiu tutul itu tidak ditemukan secara bersamaan.
Salah satu hiu yang ditemukan itu berukuran kurang lebih lima meter dengan berat sekitar dua ton.
"Yang dilaporkan iya (tiga ekor hiu). Dari hasil analisa post mortemnya tidak bersamaan, ada yang duluan, ada yang ketinggalan. Kan ada beberapa spot, di bawah jembatan Suramadu," ujar Bilqis saat dikonfirmasi, Rabu (19/7).
"Terus (hiu kedua) agak geser sekitar sekian seratus meter itu ditemukan. Namun kondisi post mortemnya sudah lanjut, mati sudah lebih dulu. Yang (hiu) ketiga tidak ditemukan, enggak bisa kita jangkau, karena sudah hilang bangkainya," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Usai ditemukan, kata Bilqis, pihaknya langsung melakukan autopsi terhadap salah satu hiu tersebut. Sebab, lainnya telah mengalami pembusukan dan tinggal tulang saja.
Berdasarkan hasil autopsi sementara, hiu-hiu itu mati karena penyakit infeksi. Namun, ia belum bisa memastikan penyakit apa yang menjangkit kawanan hiu itu.
"Kemungkinan penyakit karena infeksi. Cuma penyakitnya apa kita belum bisa pastikan, kita masih tunggu hasil pemeriksaan," ungkapnya.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah sampah yang ada di dalam perutnya.
"Kita temukan satu kresek besar. Kalau kita akumulasi mulai dari lambung sampai usus besar, mulai dari sedotan, gelas plastik, mulai dari plastik rumah tangga, produk konsumtif, makanan dan minuman sampai utility ada semua. Yang padat, tipis semua ada," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Padahal, kata dia, makanan dari hiu tutul itu merupakan plankton laut. Kemungkinan, sampah-sampah itu ikut tertelan saat hiu tersebut sedang makan.
"Jadi apakah karena penurunan jumlah plankton di lautan yang drastis sehingga dia kekurangan makanan kelaparan dan sebagainya. Atau karena dia ketika menghirup air itu terikut. Yang jelas produk plastiknya itu produk Indonesia," ujar Bilqis.
Bilqis menerangkan, penyebab hiu-hiu ini bisa terdampar kemungkinan karena terkena infeksi, tertabrak kapal, gelombang laut dan lainnya.
Sehingga, ia menginginkan pihak pemerintah daerah untuk memperhatikan ekosistem laut yang ada di Jawa Timur.
Lantaran, kasus hiu terdampar di perairan Jawa Timur terjadi beberapa kali pada tahun ini.
"Sampai saat ini terus meningkat dengan pola yang bermacam-macam, mulai infeksi, bukan penyakit, karena tertabrak kapal juga ada. Penyebab lain juga karena gelombang laut yang berubah-ubah. Sehingga mungkin perkiraan dia itu pasang, ternyata surut. Itu masih perkiraan. Tren yang bisa kita simpulkan mulai tertabrak kapal, terjerat jaring, kena baling-baling kapal sampai penyakit itu yang bisa kita temukan di Jatim. Tapi kita masih belum simpulkan pola," terangnya.
ADVERTISEMENT
"Peran pemda juga kita butuhkan. Atensi terhadap kasus ini kita harapkan cukup tinggi. Karena dari sekian puluh spesies paus ada di perairan Indonesia. Kita gak konsen terhadap itu lama-lama habis yang ada di dunia," imbuhnya.