Tikiri, Gajah Kurus Kering yang Viral Itu, Mati

25 September 2019 16:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gajah Sri Lanka Tikiri,  berdiri di Kuil Gigi di pusat kota Kandy, yang akan dibawa untuk festival  tahunan Buddha. Foto: AFP/LAKRUWAN WANNIARACHCHI
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Sri Lanka Tikiri, berdiri di Kuil Gigi di pusat kota Kandy, yang akan dibawa untuk festival tahunan Buddha. Foto: AFP/LAKRUWAN WANNIARACHCHI
Tikiri, gajah berusia 70 tahun di Sri Lanka yang viral karena tubuhnya kurus kering, dilaporkan mati. Para pejabat di Sri Lanka memastikan, Tikiri mati karena kurang gizi.
Dilaporkan AFP, Tikiri mati di sebuah kawasan hutan lindung di Kegalle, 80 km dari ibu kota Sri Lanka, Kolombo. Pemerintah setempat langsung melakukan autopsi.
“Tikiri sangat kekurangan nutrisi,” kata ahli gajah Jayantha Jayewardene.
Tikiri kurus kering karena dieksploitasi berlebihan. Sepanjang hidupnya, Tikiri kerap dijadikan objek hiburan dalam acara festival kostum di kontes tahunan Buddha Sri Lanka.
Gajah Sri Lanka, Tikiri, dipakaikan kostum saat mengikuti festival tahunan Buddha Foto: Dok. Save Elephant Fondation
Dalam festival itu, Tikiri selalu ditutupi kostum. Namun ketika kostumnya dilepas, terlihat tubuhnya sangat kurus, bahkan hingga tulangnya terlihat jelas.
Foto-foto kondisi mengenaskan Tikiri kemudian viral di media sosial. Kecaman pun bermunculan terhadap otoritas Sri Lanka. Tikiri akhirnya dibebastugaskan dan dibawa ke tempat rehabilitasi. Sayang, sudah terlalu terlambat.
"Tikiri jalan berkilo-kilometer setiap malam sehingga orang dapat menikmati festival itu. Tidak ada yang bisa melihat badan kurus dengan tulang yang terlihat atau kondisi yang lemah karena tubuhnya ditutup jubah," tulis Chailert, pendiri yayasan penyelamatan gajah, Save Elephant Foundation melalui akun Facebook-nya.
Gajah Sri Lanka Tikiri, berdiri di Kuil Gigi di pusat kota Kandy, yang akan dibawa untuk festival tahunan Buddha. Foto: AFP/LAKRUWAN WANNIARACHCHI
Gajah adalah hewan darat terbesar yang sekarang hidup di dunia. National Geographic melaporkan bahwa Gajah Afrika bisa tumbuh hingga setinggi antara 2,5 sampai 4 meter dihitung dari ujung kaki ke bahunya, dan memiliki bobot hingga 6.350 kilogram.
Sedangkan gajah Asia punya ukuran yang sedikit lebih kecil. Tinggi mereka bisa mencapai antara 2 sampai 3 meter dihitung dari ujung kaki ke bahunya, dan beratnya bisa mencapai 4.990 kilogram.
Menurut laporan Live Science, gajah yang hidup di alam liar menghabiskan 16 jam waktunya untuk makan. Mereka bisa mengonsumsi sekitar 75 sampai 150 kilogram makanan dalam satu hari.
Sementara saat hidup di kebun binatang, seekor gajah bisa melahap antara empat sampai delapan kilogram jerami dalam satu harinya. Kemampuan minumnya tidak kalah besar, setiap harinya gajah bisa meneguk 100 sampai 200 liter air untuk memuaskan dahaganya, tulis situs International Elephant Foundation.
Konten Krispi, Gajah Srilangka Tikiri. Foto: Putri Arafira/ kumparan.
Mereka juga memiliki penampakan unik yang berbeda dengan hewan lainnya. Sayangnya, penampilan hidung panjang, daun kuping yang lebar, dan gadingnya, membuatnya menjadi korban kekejaman manusia. Hewan ini banyak dimanfaatkan sebagai objek hiburan dan diburu untuk diambil gadingnya.
Sejumlah pihak kepolisian Sri Lanka akan mengeluarkan Gajah Sri Lanka Tikiri dari festival tahunan Buddha. Foto: AFP/LAKRUWAN WANNIARACHCHI
Tikiri yang dijadikan objek hiburan masyarakat sebenarnya tidak hanya terjadi di Sri Lanka. Brett Mitchell, pakar perilaku gajah sekaligus pimpinan Elephant Reintegration Trust (ERT) mengungkapkan hal tersebut umum dilakukan di banyak kebun binatang di dunia. Menurut Mitchell, banyak kebun binatang yang sengaja memelihara mamalia raksasa itu demi hiburan dan keuntungan ekonomi.