Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tim Jokowi Kritik Janji Prabowo-Sandi soal Mata Uang Braille: Ini Lucu
18 November 2018 5:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin mengkritik pernyataan adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo yang berjanji membuatkan mata uang dengan huruf braille apabila Prabowo-Sandi terpilih di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
Menurut Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, sejak tahun 2016 lalu uang rupiah sebenarnya sudah dapat dikenali oleh kaum disabilitas.
"Ini lucu sebenarnya pendapat Hashim. Karena, sejak dulu itu, 2016 itu sudah uang rupiah kita itu sudah bisa dikenali oleh kaum disabilitas. Jadi itu diraba pun, kaum disabilitas sudah tahu, berapa sebenarnya harga atau nilai dari uang rupiah tersebut," kata Arya dalam keterangannya, Minggu (18/11).
Dengan demikian, Arya melihat Hashim tidak memahami mengenai persoalan disabilitas. Tak hanya itu, politikus Perindo itu menilai ucapan Hashim mengenai profesi tunanetra sebagai tukang pijat sangat merendahkan. Karena, kata dia, para penyandang disabilitas banyak yang bekerja di berbagai macam profesi.
"Dikatakan oleh Pak Hashim juga, ini supaya kalau mereka jadi tukang pijat, kaum tunanetra itu tidak dibohongi oleh orang. Ini kan lucu, tunanetra itu bukan hanya tukang pijat. Tunanetra itu banyak pekerjaannya, tidak hanya tukang pijat.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo berjanji, jika Prabowo-Sandi terpilih sebagai presiden dan wakil presiden di pemilu mendatang, maka pemerintah akan membut mata uang dengan huruf braille.
Menurut Hashim, mata uang braille sangat membantu para kaum disabilitas untuk mengetahui nominal mata uang tertentu. Khususnya bagi para tuna netra yang berprofesi sebagai tukang pijat di panti-panti pijat.
“Sebenarnya itu ide saya untuk bikin mata uang braille. Kami dapat aspirasi dari tuna netra, ada banyak yang bekerja jadi tukang pijat di panti pijat, dan sering kawan-kawan kita tuna netra mereka ditipu oleh pelangganya,” kata Hashim di acara peluncuran buku Paradoks Indonesia versi braille, di Media Center Prabowo-Sandi, Sriwijaya, Jakarta Selatan, Jumat (16/11).
ADVERTISEMENT