Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Tim Kemenham Sambangi SDIT Mutiara Hati, Klarifikasi Pemecatan Novi Sukatani
25 Februari 2025 16:11 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Tim dari Kantor Wilayah Kementerian HAM (Kemenham) Jawa Tengah mengunjungi Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Mutiara Hati di Kecamatan Purwareja, Kabupaten Banjarnegara, Jateng, pada Senin (24/2).
ADVERTISEMENT
Hal ini terkait pemberhentian Novi Citra Indriyati, vokalis Sukatani — band yang terkenal dengan lagu "Bayar, Bayar, Bayar — sebagai guru di SD tersebut.
Tim Kanwil Kemenham yang dipimpin Kepala Sub Bidang Pemajuan HAM Jawa Tengah, Hawary, menjelaskan kunjungan ini bertujuan untuk mengklarifikasi dugaan pelanggaran HAM yang berkaitan dengan pemecatan Novi sebagai guru di sekolah swasta tersebut.
“Kami hadir untuk memastikan apakah pemberhentian tersebut telah sesuai dengan prosedur yang benar dan tidak melanggar hak-hak individu yang bersangkutan,” ujar Hawary dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (25/2).
Hawary mengapresiasi sikap terbuka dari pihak yayasan yang menaungi SDIT Mutiara Hati dalam menyelesaikan masalah ini secara musyawarah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak SDIT Mutiara Hati yang telah memperhatikan hak-hak Ibu Novi dan memperlihatkan perhatian terhadap aspek kemanusiaan dalam menyelesaikan permasalahan ini,” ujarnya
Berdasarkan informasi yang diterima tim Kanwil, pemberhentian Novi tidak diambil secara gegabah.
ADVERTISEMENT
Kedatangan tim Kanwil Kementerian HAM disambut oleh Ketua Yayasan SDIT Mutiara Hati, Khaerul Mudakir, serta Kepala Sekolah, Eti Endarwati.
“Bahkan sekolah dan yayasan menunggu klarifikasi dari yang bersangkutan, dan jika Novi dapat menjaga martabat yayasan, sekolah terbuka untuk menerima kembali beliau sebagai guru," jelas Khaerul.
Kanwil Kementerian HAM mengatakan, kunjungan ini menjadi langkah penting dalam komitmen pemerintah untuk memastikan perlindungan dan penghormatan HAM setiap Warga Negara Indonesia dalam berekspresi serta mendapatkan penghidupan yang layak.
Diberhentikan karena Langgar Kode Etik
Sebelumnya, SDIT Mutiara Hati membenarkan mereka memberhentikan Novi karena Novi dianggap melanggar kode etik yayasan. Pemberhentian ini terjadi setelah Novia diketahui menjadi vokalis band Sukatani.
Kepala Sekolah SD IT Mutiara Hati, Eti Endarwati, menjelaskan informasi tentang keterlibatan Novi dalam grup band Sukatani diterima pada 5 Februari 2025.
Setelah itu, pihak sekolah dan yayasan melakukan investigasi internal dengan mengumpulkan bukti dari media sosial.
ADVERTISEMENT
“Kemudian kami temukan bukti-bukti di Youtube dan kami coba amati. Kemudian ternyata seperti guru kami, gitu kan,” kata Eti saat diwawancarai kumparan, Minggu (23/2).
“Terus kemudian, apa? Kita yang ini, itu benar-benar Bu Novi atau bukan, seperti itu,” tambahnya
Setelah bukti dikonfirmasi, pihak sekolah akhirnya bertemu dengan Novi pada 7 Februari. Berdasarkan bukti yang ada, Novi dinyatakan melanggar kode etik yayasan, khususnya terkait syariat Islam.
Latar Belakang Kasus
Kasus Novi menyeruak setelah duo Sukatani Band pada medio Februari 2025 tiba-tiba membuat video minta maaf kepada Polri atas lagunya yang berjudul Bayar Bayar Bayar — lagu yang dirilis pada 2023.
Dua personel band punk underground yang selalu menutupi identitasnya dengan memakai topeng itu tiba-tiba muncul tanpa penutup wajah dalam video itu. Akhirnya ketahuanlah identitas mereka.
ADVERTISEMENT
Publik pun menduga bahwa permintaan maaf itu muncul akibat intimidasi polisi.
Isu ini pun menggulung bak gelombang laut. #KamiBersamaSukatani menggaung. Lagu "Bayar Bayar Bayar" bahkan menjadi lagu wajib dalam demonstrasi #IndonesiaGelap di berbagai kota besar.
Polri Tidak Antikritik
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolri Listyo Sigit Prabowo membantah adanya sikap antrikritik dari Polri.
Dia mengaku tidak mempermasalahkan lagu "Bayar, Bayar, Bayar". Sebab kritikan masyarakat merupakan masukan untuk evaluasi Polri ke depan.
"Tidak ada masalah. Mungkin ada mis [kekeliruan], namun sudah diluruskan. Polri tidak antikritik sebagai masukan untuk evaluasi," ujar Sigit dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Jumat (21/2).
"Yang penting ada perbaikan, dan kalau mungkin ada yang tidak sesuai dengan hal yang bisa disampaikan, bisa diberikan penjelasan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan Sigit mengajak Band Sukatani untuk menjadi duta atau juri pentas seni yang digelar Polri. Ajakan itu bertujuan untuk membangun budaya kritik sehingga Polri dapat menjadi lebih baik.
Lalu, Band Sukatani kembali manggung di Gedung Korpri Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu (23/2/2025). Namun lagu 'Bayar, Bayar, Bayar' tidak dimainkan, personelnya bilang belum siap dan masih menjalani recovery.