Tim Medis yang Tangani Pasien Corona di Aceh Ditolak Warga Pulang ke Tempat Kos

7 April 2020 15:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis berpakaian hazma merawat pasien di salah satu rumah sakit di Wuhan, China. Foto: China Daily via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis berpakaian hazma merawat pasien di salah satu rumah sakit di Wuhan, China. Foto: China Daily via REUTERS
ADVERTISEMENT
Tim medis yang berada di garda depan dalam memerangi pandemi virus corona, tidak serta merta mendapat apresiasi. Bahkan mereka yang telah berjuang menyembuhkan pasien COVID-19, kerap mendapat komentar negatif hingga ditolak warga karena dinilai bisa menjadi pembawa virus.
ADVERTISEMENT
Begitulah yang dirasakan sejumlah tim medis di Aceh sejak beberapa hari terakhir. Setelah bertugas merawat pasien dan diizinkan pulang, mereka malah ditolak oleh warga saat pulang ke kampungnya.
"Benar ada beberapa tenaga medis yang melapor ke kita, terutama mereka yang merawat pasien COVID-19 dan masih lajang. Itu diminta untuk tidak pulang ke rumah (tempat kos),” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh, Safrizal Rahman, pada kumparan Selasa (7/4).
Kejadian penolakan itu terjadi di Banda Aceh, namun Safrizal tak menjelaskan dan menyebutkan nama desa tersebut. Masyarakat hanya diminta untuk memahami bahwa tenaga medis sangat diperhatikan kondisi kesehatannya.
Ketua DPRK Banda Aceh, Farid Nyak Umar melakukan inspeksi di Puskesmas di Banda Aceh. Foto: Dok. Istimewa
Jika mereka sakit atau bergejala, maka akan langsung diperiksa dan dirawat. Safrizal menganalogikan, tim medis COVID-19 itu adalah sebagai tentara, jika sakit maka ia yang terlebih dahulu diobati agar bisa berperang lagi.
ADVERTISEMENT
“Karena kita tahu itu modal kita. Jadi kalau mereka diizinkan pulang, insyaallah mereka kita yakini tanpa gejala, sehat-sehat saja. Tidak usah dikhawatirkan, kasian mereka sudah bertaruh nyawa menyelamatkan orang lain terus tidak bisa pulang ke rumah, itu kan kasian,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Hanif. Berdasarkan informasi yang diterimanya dari Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin, kejadian penolakan itu benar adanya.
“Sekarang mereka sudah ditempatkan di Asrama Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM),” kata Hanif.
Pengendara berputar arah akibat adanya karantina wilayah mandiri atau penutupan jalan akses masuk ke permukiman penduduk di Banda Aceh, Aceh. Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Hanif mengimbau masyarakat untuk tidak bertindak berlebihan kepada petugas medis yang pulang. Sebab mereka yang diizinkan pulang sudah dipastikan kondisi kesehatannya.
“Mereka yang kita izinkan pulang saya jamin mereka negatif COVID-19. Petugas medis yang kita izinkan pulang tidak akan menularkan virus corona,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
Hanif mengajak masyarakat lebih bijak karena petugas medis bekerja untuk melayani masyarakat. Masyarakat harus memberikan apresiasi atas perjuangan mereka.
“Masyarakat seharusnya berterima kasih kepada petugas kesehatan yang mau menanggung risiko merawat pasien corona, mereka pahlawan kita bukan musuh kita,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pemprov Aceh telah menyiapkan tiga gedung asrama di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Aceh. Gedung itu disiapkan untuk dihuni petugas kebersihan, keamanan, perawat, hingga dokter yang menangani virus corona.
“Persediaan tempat khusus ini bisa membuat tenaga medis merasa aman. Sesuai dengan komitmen, protokol dan norma-norma yang harus kita kerjakan dalam menangani virus corona," kata Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.
Nova mengatakan, tempat tersebut disediakan agar mereka tidak langsung berbaur dengan keluarga setelah bekerja. Upaya itu dilakukan demi mengantisipasi penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
-----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!