Tim OPCW Selidiki Senjata Kimia ke Douma, Suriah

26 April 2018 2:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konflik Suriah (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
zoom-in-whitePerbesar
Konflik Suriah (Foto: AFP/Abdulmonam Eassa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam upaya menyelidiki penggunaan senjata kimia, tim Fact-Finding Mission/FFM (Misi Pencarian Fakta) Organisation for the Prohibition of Chemical Weapon (OPCW) telah masuk ke lokasi kedua di Douma, Suriah.
ADVERTISEMENT
“Hari ini (Rabu, red), tim FFM telah mengunjungi lokasi kedua di Douma. Tim juga mengumpulkan sampel di lokasi ini,” demikian rilis OPCW kepada kumparan Den Haag (kumparan.com), Rabu petang waktu setempat atau Kamis (26/4) WIB.
Selain mengumpulkan sampel, tim juga mewawancarai beberapa orang yang terkait dengan insiden serangan di Douma, yang saat ini sudah dievakuasi ke Damaskus, ibukota Suriah.
Selanjutnya sampel-sampel dari lokasi kedua di Douma itu, bersama dengan sampel lainnya, akan dibawa ke laboratorium OPCW di Rijswijk, sekitar 14 km arah tenggara dari markas OPCW di jalan Johan de Witlaan 32, Den Haag.
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Korban senjata kimia di Suriah. (Foto: Reuters)
Sementara itu, Sekretariat Teknis OPCW mendapat pemberitahuan dari delegasi Rusia bahwa akan diadakan pengarahan dengan menghadirkan beberapa warga Suriah untuk berbicara mengenai insiden Douma di Den Haag pada Kamis (26/4).
ADVERTISEMENT
Sejalan dengan permintaan sebelumnya dari Dirjen OPCW, A. Üzümcü, kepada negara-negara terkait agar berbagi informasi mengenai insiden Douma, Sekretariat menyarankan delegasi Rusia agar orang-orang Suriah tersebut diwawancarai terlebih dulu oleh FFM.
Juga disarankan agar pengarahan seperti itu dilakukan begitu tim misi pencarian fakta telah menyelesaikan tugasnya. Namun demikian, delegasi Rusia menyatakan bahwa mereka akan tetap melanjutkan briefing dan bahwa niatnya bukan untuk mengganggu tugas FFM.
Sebaliknya tim misi pencarian fakta akan terus menjalankan misinya yang independen dan tidak memihak berdasarkan wawancara dengan orang-orang yang relevan, temuannya dari kunjungan lapangan, analisis hasil sampel, serta informasi dan materi lainnya yang dikumpulkan.
Dirjen OPCW meyakini bahwa tim misi pencarian fakta akan terus mendapat dukungan dari Negara-Negara yang meratifikasi Konvensi Senjata Kimia.
Dirjen OPCW A. Uzumcu (Foto: Dok. OPCW)
zoom-in-whitePerbesar
Dirjen OPCW A. Uzumcu (Foto: Dok. OPCW)
Tim misi pencarian fakta OPCW dikirim ke Damaskus pada Sabtu (14/4) untuk mengumpulkan fakta-fakta sehubungan dengan laporan penggunaan senjata kimia di Douma, Suriah (7/4) baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
Selama di sana, pengaturan keamanan untuk penempatan tim tersebut ke berbagai lokasi di Douma ditentukan oleh United Nations Department of Safety and Security/UNDSS (Departemen Keselamatan dan Keamanan PBB) selaku penghubung dengan pemerintah Suriah dan Polisi Militer Rusia. Karena situasi keamanan, tim baru dapat mengunjungi Douma pada Sabtu (21/4).
Dibentuk pada April 2014, mandat tim misi pencarian fakta tersebut adalah untuk menetapkan fakta-fakta seputar dugaan penggunaan bahan kimia beracun, dilaporkan sebagai klorin, untuk dipakai berkonflik di Suriah.
Sebagai badan pelaksana Konvensi Senjata Kimia, OPCW mengawasi upaya global untuk memusnahkan senjata kimia secara permanen. Sejak diberlakukan pada 1997, dengan 192 Negara yang meratifikasi, konvensi ini merupakan perjanjian perlucutan senjata paling sukses dalam menghapuskan semua jenis senjata pemusnah massal.
ADVERTISEMENT
Lebih dari 96% dari semua cadangan senjata kimia saat ini dinyatakan oleh negara pemilik telah dimusnahkan di bawah verifikasi OPCW. Atas upaya ekstensif dalam menghilangkan senjata kimia ini, OPCW sudah menerima Hadiah Nobel Perdamaian 2013.