Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Anggota tim pakar Satgas COVID-19 , Dewi Nur Aisyah, memantau kenaikan kasus aktif COVID-19 di RI meningkat lebih awal dari perkiraan. Musababnya ada mobilitas tinggi dari warga yang mudik duluan sebelum masa larangan mudik 6-17 Mei 2021.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lihat di masa larangan mudik ada 6-17 Mei terjadi penurunan jumlah pergerakan penduduk yang sangat signifikan, namun ada kenaikan mobilitas penduduk pada masa pra kondisi larangan mudik," kata Dewi dalam siaran pers virtual di YouTube Pusdalops BNPB yang dikutip kumparan, Senin (24/5).
"Jadi kita memantau bisa jadi kemungkinan ada kenaikan kasus lebih dahulu dibandingkan dengan masa Idul Fitri," tambah dia.
Kasus corona biasanya diprediksi terlihat dalam 2 minggu pasca hari libur di mana mobilitas warga meningkat. Jika dalam rangka Idul Fitri, maka perkiraannya 2 minggu setelah 11-13 Mei 2021.
Namun, Dewi menerangkan ada puncak kenaikan mobilitas warga ke luar daerah pada 5-6 Mei, bahkan sudah terpantau meningkat sejak 1 Mei. Oleh sebab itu, ia peningkatan kasus aktif bisa jadi sudah terjadi pada pertengahan Mei atau 2 minggu sejak mobilitas warga tersebut meningkat.
ADVERTISEMENT
"Terjadi kenaikan mobilitas ke luar daerah pada masa pra kondisi [larangan mudik] di mana puncaknya pada 5-6 Mei dan sebenarnya sudah mulai bergerak sejak 1 Mei. Karena kita melihat kenaikan di sini, maka ada kemungkinan kenaikan kasus di daerah tujuan mudik," paparnya.
"Daerah tujuan mudik memiliki potensi sudah terjadi [kenaikan kasus] mungkin sudah dimulai pertengahan Mei 2021 atau sekitar 2 minggu setelah mobilitas itu terjadi," imbuh dia.
Lebih lanjut, Dewi menjelaskan angka keterisian tempat tidur (BOR) COVID-19 di beberapa provinsi besar dan juga provinsi yang diperkirakan menjadi tujuan mudik. Nyatanya, BOR di provinsi tersebut memang sudah meningkat mulai pertengahan Mei.
"Gambaran BOR di 4 provinsi yang bisa kita lihat misalnya di DKI konsisten turun terus di Mei, tapi sudah mulai terjadi kenaikan sekitar 2,3 persen sejak 14 Mei. Jabar kita mulai kenaikan 3 persen sejak 15 Mei, Jateng awalnya konsisten turun lalu mulai ada kenaikan 6,9 persen mulai 14 Mei. Lalu Jogja agak fluktuatif, tapi terakhir ada kenaikan sekitar 6,3 persen dalam 2 hari terakhir sejak 22 Mei," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Masyarakat harus waspada karena dalam sepekan usai Lebaran, peningkatan kasus aktif di tingkat nasional sudah mulai terlihat signifikan. Dalam 4 hari saja, bisa ada 3.411 kenaikan kasus aktif.
"Per 19 Mei kita mulai lihat adanya tren kenaikan kasus aktif di level nasional, dalam 4 hari terakhir terjadi kenaikan kasus aktif sebesar 3.411 kasus. Ini harus jadi alert bagi kita semua bahwa dalam 4 hari terakhir kita sudah lihat adanya tren kenaikan kasus aktif di level nasional," pungkas Dewi.