Tim Prabowo: Tak Perlu Tes Baca Alquran, Kita Cari Pemimpin Majemuk

29 Desember 2018 22:08 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
141
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo mengunjungi kuburan massal korban Aceh di Desa Siron, Blangbintang, Banda Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo mengunjungi kuburan massal korban Aceh di Desa Siron, Blangbintang, Banda Aceh. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ikatan Dai Aceh mengusulkan tes membaca Alquran bagi capres dan cawapres. Menanggapi usulan ini, anggota Direktorat Hukum dan Advokasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahaean, mengaku tak perlu diadakannya tes uji baca Alquran.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, Indonesia sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai agama dan suku membutuhkan pemimpin yang majemuk, bukan yang pandai membaca Alquran.
"Untuk bangsa ini yang besar, hal-hal itu (tes membaca Alquran) tidak perlu dilakukan karena kita mencari pemimpin yang memimpin kemajemukan, yang dapat membawa Indonesia sejahtera ekonominya, rakyatnya adil dan makmur," jelas Ferdinand saat dihubungi kumparan, Sabtu (29/12) malam.
"Jadi bukan mencari pemimpin yang bisa membaca Alquran, salat, atau apa ya. Tapi mencari pemimpin yang bisa menjadikan bangsa berdaulat penuh," imbuh politikus Partai Demokrat itu.
Ferdinand Hutahaean. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ferdinand Hutahaean. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Meski demikian, Ferdinand menghargai usulan dari Ikatan Dai Aceh ini. Menurutnya, Aceh memang memiliki keistimewaan dalam menjalankan roda pemerintahan dengan syariat Islam. Namun, kata Ferdinand, hal ini tak perlu dilakukan di tingkat nasional.
ADVERTISEMENT
"Kami memahami betul Aceh yang memiliki keistimewaannya bahkan bisa menjalankan pemerintahannya secara syariat. Tetapi ini kan pemilihan presiden RI yang majemuk sehingga kita tidak bisa melakukan uji-uji yang sifatnya seperti itu," ungkapnya.
Ferdinand mengatakan, usulan tes membaca Alquran malah dapat menggiring kecemburuan sosial bagi pemeluk agama lain. "Bahwa orang Hindu harus bisa baca Weda, Budha harus bisa baca Tripitaka, Kristen harus bisa baca Alkitab. Ini kan jadi tidak baik demokrasi kita," pungkasnya.
Jokowi (kiri) dan Prabowo (kanan) di Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi (kiri) dan Prabowo (kanan) di Monas, Jakarta, Minggu (23/9/2018). (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Ikatan Dai Aceh menganggap perlu adanya tes membaca Alquran untuk mengakhiri polemik politik identitas dan siapa calon yang pantas maju dan dipilih sesuai dengan kriteria pemimpin Islam dalam Pilpres 2019.
“Mengingat akhir-akhir ini kampanye saling menghujat atas kemampuan dasar beragama Islam lebih mengemuka ketimbang menonjolkan kampanye programatik untuk menarik pemilih,” kata Ketua Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyuddin Ishaq, dalam keterangannya kepada kumparan Sabtu (29/12).
ADVERTISEMENT
Tes uji kemampuan baca Alquran itu rencananya bakal diselenggarakan di Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh pada 15 Januari 2019 mendatang. Ikatan Dai Aceh akan segera membentuk panitia pelaksana dan tim uji kemampuan baca Alquran yang akan diisi oleh para ulama sepuh Aceh.