Tim Riset: Mutasi Tidak Ubah Morfologi Virus Corona, Vaksin Masih Berefek Baik
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Dalam 10 bulan terjadi mutasi virus. Tapi itu mutasinya tidak akan mengubah morfologi secara keseluruhan, sehingga vaksin yang akan dibuat masih punya efek yang baik," kata Kusnandi dalam diskusi virtual 'Kelanjutan Uji Klinis Vaksin COVID-19' di FMB9, Rabu (21/10).
Selain itu, kata Kusnandi, saat ini berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Amerika Serikat, sudah mulai meneliti mutasi virus corona ini. Sehingga, vaksin-vaksin yang tengah dibuat bisa dipastikan masih bisa digunakan meski virus ini sudah bermutasi.
"Jadi itu tetap bisa, enggak masalah dan belum terjadi perubahan besar yang akan mengubah morfologi virus itu. Virus itu tetap disebut dengan virus corona, berbeda dengan influenza," tutur Kusnandi.
"Kalau mau imunisasi influenza, setiap tahun itu berbeda strainnya karena dia berubah cepat. Kalau ini tidak. Mungkin nanti akan berbeda, tapi dalam waktu setahun ini belum beda, jadi masih bisa meng-cover," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga memastikan, vaksin yang diproduksi oleh perusahaan atau negara berbeda, seperti Bio Farma dan Sinovac, tidak akan terlalu berbeda efektivitasnya meski menggunakan strain virus berbeda. Kusnandi memberikan contoh, misalnya pada vaksin polio.
"Vaksin polio Indonesia digunakan 70 persen dari seluruh polio yang ada di dunia. Yang dipakai di Amerika, Arab, Turki, bisa tuh. Jadi enggak perlu virus polio yang dari Turki atau Amerika, ya," jelasnya.
****
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona