Timbunan Sampah di Yogya 5 Ribu Ton, Pemda DIY Sebut Kondisi Ini Sudah Darurat

24 Juni 2024 14:24 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tumpukan sampah di Jalan Kenari atau di samping Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (7/6). Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tumpukan sampah di Jalan Kenari atau di samping Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (7/6). Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
ADVERTISEMENT
Persoalan sampah di Kota Yogyakarta tak kunjung usai. Kerap ditemui sampah menumpuk di depo-depo sampah. Jumlah timbunan sampah di Kota Pendidikan ini pun fantastis.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya timbunan sampah itu berapa to, ternyata timbunan sampah di Kota saja itu tidak hanya satu ton, dua ton, seribu ton. Tetapi ada 5.000 sekian ton yang sekarang ada di kota. Yang sekarang lho," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono di kompleks Kepatihan Pemda DIY.

Kondisi Darurat

Beny tak menampik kondisi saat ini darurat. Maka dari itu harus segera diselesaikan.
"Ini saya sampaikan ini darurat. Ini yang harus diselesaikan maka monggo pemerintah kota bersama dengan kami DIY, ayo kita selesaikan," katanya.

Akan Digeser ke Piyungan

Tumpukan sampah masih tampak di jalan Affandi yang dikenal sebagai Jalan Gejayan, Kemantren Gondokusuman, Kota Yogyakarta pada Jumat (7/6). Foto: Arfiansyah Panji P/kumparan
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan menggeser sampah ke TPA Piyungan di Kabupaten Bantul.
"Kita geser dulu ke Piyungan. Kan Piyungan dengan terjadinya penurunan, masih memungkinkan," katanya.
ADVERTISEMENT
Beny mengakui desentralisasi sampah harus dilakukan kabupaten kota agar tak bergantung dengan TPA Piyungan. Namun, pihaknya tak bisa tinggal diam melihat kondisi saat ini.
"Kami tidak tinggal diam, keluarkan dulu sampahnya. Proses (TPS3R) Nitikan, Kranon, proses Piyungan kan berproses, itu yang saya sebut jangka menengah," bebernya.
Jika sampah-sampah sudah teratasi Juni ini maka proses pembangunan TPS3R bisa dikebut. Sampah residu pun bisa ditangani.
"(Sampah digeser ke Piyungan) itu kan langkah darurat tapi jangan darurat terus," katanya.