Timnas AMIN soal Botol Plastik di Debat: Disiapkan Panitia, Anies Bawa Tumbler

22 Januari 2024 17:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapten Timnas AMIN, Muhammad Syaugi. Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapten Timnas AMIN, Muhammad Syaugi. Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapten Timnas AMIN Syaugi Alaydrus berkomentar soal botol plastik milik paslon 01 yang sempat disinggung oleh Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka saat debat cawapres, Minggu (22/1) malam.
ADVERTISEMENT
“Botol plastik itu dilihat yang menyiapkan itu adalah panitia, bukan kami,” kata Syaugi saat ditemui markas AMIN di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (22/1).
Gibran menyinggung keberadaan botol plastik di meja paslon 01 saat Cak Imin bertanya mengenai strategi pembangunan berbasis bioregional. Hal ini terjadi saat sesi tanya jawab antarpaslon.
"Bagaimana strategi Anda melaksanakan pembangunan berbasis bioregional itu agar keadilan iklim terjaga, keadilan sosial terwujud, sekaligus keadilan sosial?" kata Cak Imin di JCC, Senayan, Minggu (21/1).
Gibran kemudian menjawab dengan cara menyentil balik Ketua Umum PKB itu.
"Gus Muhaimin ini lucu, ya. Menanyakan masalah lingkungan hidup kok tapi pakai botol plastik semua itu? Padahal saya, Pak Ganjar, Prof Mahfud, itu pakai botol kaca. Gimana ini komitmennya?" kata putra Presiden Jokowi ini.
Pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar saat Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Syaugi pun memberikan pembelaan dengan mengatakan bahwa malam itu Capres 01 Anies Baswedan bahkan membawa minuman sendiri menggunakan tumbler.
ADVERTISEMENT
“Mungkin dilihat di sebelahnya Pak Anies itu ada tumbler itu ya, sampai dinaikkan di atas kursinya, tuh, biar lihat, itu kan ada di medsos, malam itu juga sudah ada, di tempatnya mereka (juga) plastik,” kata purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir marsekal madya ini.
Syaugi menilai seharusnya persoalan mengenai botol plastik ini tidak perlu diperbesar. Menurutnya masyarakat bisa menilai persoalan ini dengan mata terbuka.
“Jadi kita nggak perlulah kayak begitu-begitu menurut saya, yang masyarakat yang menilai kita nggak perlu menjawab seperti itu gitu ya cukup, ya cukup,” tuturnya.