Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Tinggal Tiga Bomber Gereja di Surabaya yang Belum Dimakamkan
20 Mei 2018 18:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Polda Jawa Timur menguburkan tujuh jenazah teroris yang meledakkan diri di gereja dan Polrestabes Surabaya. Namun, masih ada tiga teroris yang belum dimakamkan.
ADVERTISEMENT
Kapolda Jawa Timur Irjen Machfud Arifin menyebutkan, tiga teroris pengebom gereja belum dimakamkan karena proses identifikasinya belum rampung.
"Hanya tinggal tiga jenazah yang belum (dimakamkan) karena juga masih menunggu hasil DNA," kata Machfud di Surabaya, Minggu (20/5) seperti dilansir Antara.
Ketiga teroris yang belum dimakamkan adalah Dita Oepriarto serta kedua anak laki-lakinya, Yusuf Fadhil dan Firman Halim. Dita tewas setelah meledakkan diri dalam mobil di Gereja Pantekosta Surabaya. Sedangkan Fadhil dan Halim tewas setelah meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela Ngagel, Surabaya.
Sedangkan 10 pelaku teror lainnya sudah dikuburkan di lahan milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Di antaranya adalah Anton Priantono bersama istri dan anaknya yang telah dimakamkan pada Jumat (18/5).
ADVERTISEMENT
Kemudian pada Minggu (20/5) pagi, Polda Jawa Timur menguburkan tujuh jenazah lainnya. Ketujuh jenazah itu dimasukkan ke dalam tiga peti yang dikuburkan dalam tiga liang kubur.
Dalam peti pertama ada jenazah M Dari Satria Murdana, Fadhila Sari, dan Famela Rizkita. Untuk peti kedua diisi jenazah Puji Kuswati dan M Daffa Amin Murdana. Sedangkan peti terakhir berisi jenazah Tri Murtiono dan istrinya Tri Ernawati.
Puji adalah pelaku pengeboman GKI Diponegoro. Saat beraksi dia membawa dua anaknya, Fadhia dan Famela. Mereka adalah anggota keluarga dari Dita Oepriarto. Sementara Tri Murtiono beserta istrinya--Tri Ernawati--dan kedua anaknya, Dari dan Daffa, adalah pelaku pengeboman Polrestabes Surabaya.
Penguburan jenazah para teroris itu berlangsung di lahan tersebut setelah ada penolakan dari warga saat hendak dikuburkan di tempat pemakaman umum. Warga yang ramai-ramai datang ke TPU menutup kembali liang.
ADVERTISEMENT