Tingginya Angka Golput Jakarta, Titi: Tak Bisa Dipaksa Pilih yang Tidak Disuka

7 Desember 2024 15:51 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Titi Anggraini berdialog dengan pembawa acara Podcast Info A1 saat berkunjung ke Kantor Kumparan di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (9/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Titi Anggraini berdialog dengan pembawa acara Podcast Info A1 saat berkunjung ke Kantor Kumparan di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (9/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Dosen Hukum Pemilu Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Titi Anggraini, mengungkap alasan di balik tingginya angka golput dalam Pilkada Jakarta 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut Titi, masyarakat Jakarta tak bisa dipaksa untuk memilih calon pemimpin yang tidak disukai olehnya.
"Kenapa pemilih tidak datang? Itu karena mereka memang tidak bisa dipaksa untuk memilih sesuatu yang mereka tidak suka," kata Titi dalam acara diskusi Demokrasi Digital di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12).
Titi menjelaskan, hal ini pun tak bisa dipandang sebagai noda demokrasi. Pasalnya, masyarakat Jakarta tergolong melek teknologi dan memiliki literasi digital yang tinggi.
"Sebagai peneliti demokrasi, saya mengatakan bahwa fenomena jakarta itu menandakan masyarakat itu otonom. Pemilih itu merdeka," papar Titi.
Titi Anggraini. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Angka partisipasi pemilih pada Pilgub DKI Jakarta 2024 hanya mencapai 4.357.512. Padahal, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencapai 8.214.007. Artinya, partisipasi pemilih di Ibu Kota ada di angka 53,05 persen atau yang golput mencapai 46,95 persen.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan catatan kumparan, angka golput pada Pilgub Jakarta 2024 merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah. Pilgub Jakarta sendiri dipilih secara langsung oleh rakyat sejak 2007 silam.