Tingkat Kelahiran di China Anjlok ke Rekor Terburuk

24 November 2021 13:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak memakasi masker saat mengunjungi Shanghai Disney Resort di Shanghai, China.  Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak memakasi masker saat mengunjungi Shanghai Disney Resort di Shanghai, China. Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
Tingkat kelahiran di China anjlok ke rekor terburuk pada tahun lalu. Fakta tersebut memperparah krisis demografi yang sedang dihadapi China.
ADVERTISEMENT
Saat ini China sedang berjuang menghadapi persoalan seperti angkatan kerja menua dengan cepat, pertumbuhan ekonomi lambat sampai pertumbuhan populasi sangat sedikit.
Demi menyelesaikan berbagai masalah itu, sejak 2016 China mulai melonggarkan kebijakan satu anak. Kebijakan satu anak dikenal sebagai aturan perencanaan keluarga terketat di dunia.
Sejumlah anak bermain di area latihan dekat Danau Houhai, Beijing, China. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
Mulai 2016, China sudah mengizinkan pasangan mempunyai dua anak. Pada 2021 China bahkan memperbolehkan tiga anak di satu keluarga.
Namun, upaya tersebut gagal. Angka kelahiran tetap anjlok jauh dari harapan Pemerintah China.
Mengutip kantor berita AFP, pada 2020 lalu China mencatat angka kelahiran 8.52 per 1000 orang. Estimasi ini merupakan yang terendah sejak pencatatan dimulai pada 1978 lalu.
Menurut Biro Pusat Statistik China, pada 2019 angka kelahiran masih berada di 10.41 per seribu orang.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk perhitungan populasi per dekade, populasi di China mengalami penurunan paling lambat semenjak 1960an.
Selain penurunan angka kelahiran, angka pernikahan turut merosot. Pada 2020 cuma 8.14 juta pasangan yang menikah. Angka pernikahan pada 2020 terendah sepanjang 17 tahun terakhir.
Menurunnya angka pernikahan dan kelahiran disebabkan faktor-faktor seperti tingginya biaya hidup, sampai perempuan lebih memilih membatasi jumlah anak atau tak mempunyai keturunan.