Tips Agar Tak Klik Undangan Digital hingga Apk yang Bisa Bobol Data di HP

30 Januari 2023 20:29 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
screenshot chat undangan nikah palsu pembobol m-banking. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
screenshot chat undangan nikah palsu pembobol m-banking. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus penipuan melalui media digital kembali terjadi. Terbaru modusnya menggunakan undangan pernikahan digital. Undangan ini dikirimkan melalui media sosial WhatsApp. Namun alih-alih sampai ke undangan pernikahan, aplikasi justru mengambil data pribadi yang tersimpan di telepon genggam korbannya untuk penipuan.
ADVERTISEMENT
Dirtipidter Bareskrim Polri, Brigjen Adi Vivid, sebelumnya menjelaskan modus ini tergolong baru. Meski hingga kini pihaknya belum menerima laporan, kasus penipuan yang banyak diperbincangkan ini tetap diselidiki.
Lantas, bagaimana sebenarnya cara agar dapat terhindar dari modus penipuan ini?
Ardi Sutedja pemimpin Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) membagikan beberapa tips agar dapat terhindar dari penipuan undangan digital Apk via Whatsapp yang ramai terjadi.
Ia menyebutkan bahwa kasus pengiriman undangan berkedok penipuan ini punya cara kerja yang sama dengan penipuan kurir yang juga sempat ramai.
"Kasus yang menggunakan apk itu sama dengan kelompok pelakunya yang sebelumnya yaitu kurir.apk. Dulu jadi ini modusnya mereka macam-macam lah. Melalui kurir sekarang undangan kita nggak tahu lagi apa lagi yang berikutnya," ujar Ardi kepada kumparan, Senin (30/1).
ADVERTISEMENT
Untuk menghindarkan diri dari penipuan sejenis ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Cara pertama adalah memastikan pesan-pesan ini dikirim oleh orang yang memang kita kenal.
1. Pastikan pesan dikirim oleh nomor yang dikenal
Ardi menegaskan bahwa prinsip sederhana yang dapat menghindarkan diri dari penipuan di dunia digital adalah dengan mengingat nasihat orang tua yang menyebut jangan berbicara dengan orang yang tidak dikenal.
Ilustrasi grup WhatsApp. Foto: focal point/Shutterstock
"Semua yang ada di dalamnya kita nggak kenal. Kedua, kita juga mau melakukan kegiatan di tempat, wilayah, atau suatu kawasan yang kita tidak mengenal. Kita harus ingat apa kata orang kita dulu," ujar Ardi.
"Jangan berbicara dengan orang asing yang tidak kita kenal," tegasnya.
Cara paling sederhana untuk meminimalisasi penipuan dari informasi yang tidak terbendung adalah menyaring pengirimnya. Bila pengirim adalah orang yang tidak dikenal, informasi yang disampaikan semakin sulit untuk bisa dipercaya.
ADVERTISEMENT
Ardi bahkan menyarankan bila menerima pesan dari orang yang tidak dikenal kita bisa meminta untuk berkomunikasi lewat telepon dan mendengar suara teman atau kenalan kita. Bila tidak, sebaiknya diabaikan.
"Nomor-nomor yang tidak terekam di dalam telepon kita, sebaiknya dihindari. Orang yang kenal kita ingin menghubungi kita pasti akan biasanya telepon langsung. Kalau dia kenal dan butuh dia akan bilang," ujar Ardi.
2. Jangan asal klik file yang dikirim
Bukan hanya file berbentuk apk, segala file yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal menurut Ardi harus diwaspadai. Tetapi apk memang jadi yang paling berbahaya. Pasalnya apk berarti belum melewati screening dari Appstore dan Playstore.
Ardi bahkan menyebut sebagian besar file apk yang dikirim sembarangan berisi malware atau perangkat lunak yang sengaja dirancang untuk menyebabkan kerusakan pada alat komunikasi yang digunakan.
Ilustrasi anak surfing internet. Foto: Frame Stock Footage/Shutterstock
"Jadi bukan hanya apk aja, pokoknya jangan menerima dan mengklik sesuatu yang dari orang yang tidak kita kenal itu aja," ujar Ardi.
ADVERTISEMENT
"Karena ini mungkin modusnya apk, itu kan package jadi aplikasi yang sebenarnya masih dalam percobaan dan itu siapa aja bisa buat tapi isinya kita tidak tahu," jelasnya.
3. Jangan asal membagikan informasi pribadi di media sosial
Kejahatan cyber sejenis ini menurut Ardi sudah pada tahap terorganisir. Pada beberapa kasus yang ia temukan bahkan sekelompok orang membagi tugas dalam melakukan kejahatan. Mulai dari meretas hingga menelusuri kegemaran pribadi agar penipuan dapat lebih mudah dilancarkan.
Ilsutrasi melihat instagram. Foto: Shutterstock
"Ini sekarang lagi marak dan kelompok yang melakukan kejahatan ini, mereka masing-masing punya tugas," ujar Ardi.
"Ada yang meretas, ada yang mencari tahu kehidupan pribadi korban, ketemu Facebooknya, dipelajari kegemarannya. Barang mewah, hobi, senang pamer. Itu kelemahan," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Media sosial jadi tempat paling mudah untuk mempelajari kegemaran orang lain. Dengan membagikan informasi pribadi di media sosial, secara tidak langsung kita memberi kesempatan untuk penipuan lebih mudah terjadi pada diri sendiri dan orang di sekitar.
"Makanya saya bilang media sosial kita ini jujur ada banyak sekali disalahgunakan untuk kepentingan-kepentingan kejahatan yang tidak perlu berlebihan kemanfaatannya," tegas Ardi.
Beralih ke dunia digital menurut Ardi sama halnya dengan hutan belantara. Ada banyak predator yang mengincar mangsa. Namun bukan untuk saling makan, di dunia digital informasi pribadi kerap jadi santapan yang diincar para penipu.
Kewaspadaan dalam menggunakan media harus selalu jadi yang utama.