Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung ikonik di Pulau Jawa. Gunung yang memiliki ketinggian 2.930 meter di atas permukaan laut ini tercatat beberapa kali mengalami erupsi.
ADVERTISEMENT
Status gunung api aktif membuat Merapi rutin mengalami erupsi yang menyimpan potensi bahaya yang sangat besar. Saat ini, aktivitas Gunung Merapi masih terpantau sangat tinggi, setelah dinaikkan statusnya menjadi Level III atau Siaga.
Boy T Harjanto, fotografer kontributor asal Yogyakarta, membagikan tips dan saran bagi fotografer saat meliput Gunung Merapi erupsi. Dirinya membagikan pengalaman memotret erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 lalu.
Erupsi Merapi 2010 sangat dahsyat, menewaskan lebih 300 orang, termasuk juru kunci Mbah Maridjan.
Berikut tips fotografi dari Boy T Harjanto:
Maping
Memotret bencana erupsi Gunung Merapi selain peralatan, yang perlu dipersiapkan adalah fisik dan psikis yang prima. Fotografer juga harus paham tentang apa saja yang diperlakukan dan dilakukan.
ADVERTISEMENT
"Saya harus istilahnya maping dulu, menghafal jalan-jalan, maksudnya agar pas evakuasi kita enggak kesasar gitu loh, misalnya ketika lari, kita enggak mendekati gunung atau mendekati hulu sungai, karena itu kan menjadi aliran lahar, " ujar Boy.
Aliran-aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Merapi pada umumnya merupakan jalan bagi luncuran awan panas.
Peralatan
Untuk alat sebaiknya menggunakan 2 body dan 2 lensa, untuk wide jangan terlalu lebar 17-40 mm sudah cukup dan untuk lensa tele menggunakan 70-200 mm. Jika erupsinya pada malam hari, flash, tripod dan remote perlu digunakan untuk memotret lava pijar.
Boy juga membagikan cerita pengalamannya membungkus kamera menggunakan plastik saat terjadinya hujan abu vulkanik.
"Jadi setelah bencana, saya harus masuk perkampungan yang hujan abu gitu, saya mulai bungkus, karena kamera saya bakal apa-apa, jadi saya bungkus plastik," katanya.
Kelengkapan lain yang harus diperhatikan di antaranya goggle, handie talkie (HT) untuk memantau seismograf, masker dan helm jika akan memotret di dalam rumah yang rawan runtuh. Sementara pakai pakaian yang bisa melindungi dari panas seperti celana jeans dan sepatu yang agak tinggi.
ADVERTISEMENT
Utamakan Evakuasi
Ketika memotret erupsi, selalu ikuti prosedur tim evakuasi dan dahulukan kepentingan evakuasi, jangan sampai menghalangi tim evakuasi di lapangan.
"Aku motret candid, tapi tetap aku mendahulukan kepentingan umum, tidak mengganggu proses evakuasi gitu. Yaa mereka kalau jalan, kalau dirasa menghalangi, ya, saya minggir, saya ngikutin minggir, jadi jangan sampai mengganggu proses evakuasi, "jelas Boy.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona.