Tips Ketua MUI DIY Supaya Tidak Kena Santet: Perkuat Keimanan!

11 Juni 2024 13:16 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hasil rontgen tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
zoom-in-whitePerbesar
Hasil rontgen tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Soeparwati, istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr Zainal Arifin Ahmad, diduga kena santet (sihir).
ADVERTISEMENT
Dia mengeluarkan sejumlah benda logam seperti paku hingga jarum dari tubuhnya.
Kondisi Soeparwati saat ini membaik setelah dirukiyah.
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad dan sang istri, Soeparwati. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
Soal fenomena sihir atau santet ini, Ketua Umum MUI DIY Prof KH Machasin angkat bicara.
"Itu (sihir) masih tidak bisa dipastikan, tapi juga tidak bisa ditolak. Nyatanya kita tidak tahu, memang itu adalah fenomena lama ya," kata Machasin melalui sambungan telepon, Selasa (11/6).

Kemajuan Zaman

Kata Machasin, orang-orang mengira dengan kemajuan zaman sihir akan hilang. Namun, nyatanya sampai saat ini masih ada orang yang merasa kena sihir.
"Itu memang di luar jangkauan akal. Dan kata orang itu ada yang bisa. Tapi apakah itu betul-betul begitu, kita tidak tahu. Banyak hal di kehidupan ini yang tadinya dikira perbuatan setan, perbuatan jin dan seterusnya ternyata terbukti ada penjelasan ilmiahnya," bebernya.
ADVERTISEMENT

Perkuat Keimanan

Penampakan paku hingga jarum yang keluar dari tubuh Soeparwati, Istri Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr Zainal Arifin Ahmad yang kena sihir. Foto: Dok Dr Zainal Arifin Ahmad
Sementara untuk mencegah hal-hal sihir seperti itu, menurut Machasin keimanan perlu diperkuat.
"Nomor satu diperkuat jiwaninya, keimanannya diperkuat bahwa tidak ada yang bisa (penyakit) menimpa kita kecuali kalau dengan izin Allah," kata Machasin.
"Jadi itu bisa saja (sihir), jadi misalnya itu memang betul-betul ada walaupun sampai sekarang bukti ilmiahnya belum ditemukan," bebernya.
Lantaran semua penyakit atas izin Allah, jika Allah mengizinkan maka siapa saja bisa terkena.
Maka dari itu, kepasrahan kepada Allah perlu diperkuat dengan berbagai usaha dan doa.
"Jalan yang ditempuh adalah memperkuat kepasrahan kepada Allah dengan tetap berusaha dengan metode-metode yang bisa masuk akal," katanya.

Soal Rukiyah

Sementara itu, soal rukiyah, Machasin menjelaskan rukiyah pengobatan pra Islam yang dilakukan orang Arab.
ADVERTISEMENT
Dia tak tahu apakah saat ini memang ada yang bisa mengembangkan rukiyah dan dibuktikan secara akademik.
Akan tetapi ikhtiar pengobatan dengan rukiyah sah-sah saja asal dilakukan dalam koridor agama.
"Tentu boleh. Asal tidak sampai lalu melakukan hal-hal yang tidak semestinya. Misalnya lalu harus melakukan tindakan maksiat itu tidak boleh," pungkasnya.