Titi soal Pidato Prabowo: Tegaskan Sebagai Pemimpin Otonom, Tak Dibayangi Jokowi

25 Agustus 2024 18:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden terpilih, Prabowo Subianto memberi sambutan pada penutupan Kongres PAN di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8). Foto: youtube/pantv
zoom-in-whitePerbesar
Presiden terpilih, Prabowo Subianto memberi sambutan pada penutupan Kongres PAN di Grand Ballroom Kempinski, Jakarta Pusat, Sabtu (24/8). Foto: youtube/pantv
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden terpilih Prabowo Subianto saat berpidato di penutupan Kongres 6 PAN di Jakarta, Sabtu (24/8), menyinggung orang yang haus kekuasaan. Bahkan menurutnya, berbagai cara dilakukan hingga dengan cara membeli.
ADVERTISEMENT
Peneliti Pemilu di Fakultas Hukum UI, Titi Anggraini, menilai Prabowo ingin meyakinkan publik bahwa ia menghargai keragaman politik, tanpa harus memaksakan kepentingan satu kelompok.
"Bisa jadi Prabowo ingin meyakinkan publik bahwa kepemimpinannya adalah kepemimpinan yang lebih inklusif dan menghargai keragaman politik. Serta berupaya membantah spekulasi bahwa akan ada duplikasi pola-pola kepemimpinan seperti sebelumnya, di mana kekuatan mayoritas akan mengendalikan semua hal termasuk pemaksaan keputusan soal pencalonan di Pilkada," kata Titi saat dihubungi, Minggu (25/8).
Menurut Titi, seharusnya pernyataan Prabowo tersebut dapat jadi pegangan partai dan orang di sekitarnya agar tidak melakukan pemaksaan terhadap partai pendukung pemerintah.
"Hal itu mestinya jadi pegangan partai-partai yang tergabung dalam koalisi pendukung pemerintahan Prabowo untuk tidak tersandera dalam pemaksaan dan penyeragaman pencalonan Pilkada," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Dengan demikian, partai-partai bisa lebih leluasa dalam mengusung kader terbaiknya atau figur yang benar-benar dikehendaki oleh konstituen partai politiknya. Mestinya, para elite di sekitar Prabowo bisa juga memahami pesan itu untuk tidak memaksakan koalisi yang memonopoli pencalonan sehingga menghambat hadirnya calon alternatif dan keragaman pilihan politik dalam kontestasi Pilkada," lanjutnya.
Titi Anggraini berdialog dengan pembawa acara Podcast Info A1 saat berkunjung ke Kantor Kumparan di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (9/8/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Selain itu, lanjut Titi, secara tidak langsung Prabowo juga berpesan agar partai koalisinya tidak menitipkan nama tertentu di Pilkada 2024. Semua dibebaskan untuk menentukan dan mengusung calonnya.
"Saya bisa jadi menangkap pesan berbeda. Prabowo ingin berpesan kepada partai koalisinya bahwa jika Jokowi saja tidak titip nama, maka partai-partai atau elite politik juga jangan lakukan hal yang sama untuk memaksakan politik keseragaman dan kehendak mereka secara absolut kepada partai-partai anggota koalisi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, kata Titik, Prabowo ingin menegaskan bahwa dirinya adalah pemimpin otonom, tak dibayang-bayangi Presiden Jokowi seperti yang banyak diasumsikan banyak orang.
"Prabowo nampaknya ingin menegaskan bahwa dirinya adalah pemimpin yang otonom, tidak di bawah kendali atau bayang-bayang Jokowi seperti sering diasumsikan banyak orang," tandasnya.