Tito Ingatkan Tak Ada Kampanye Pemilu 2024 di Masjid, Hindari Polarisasi

13 Maret 2023 13:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ditemui di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian ditemui di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian mengingatkan agar tempat ibadah tak menjadi lokasi kampanye Pemilu 2024. Ia menyebut masa kampanye harus diantisipasi karena biasanya merupakan masa rawan terjadinya polarisasi di tengah masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Masa kampanye berdasarkan pengalaman tahun lalu itu kan lama 7 bulan, kita terbelahnya 7 bulan. Oleh karena itu, 6 bulan lebih. Sekarang 75 hari, kita rapat dengan Komisi II DPR dengan KPU, Bawaslu, DKPP. Kita sepakati masa kampanye itu adalah masa rawan terjadinya polarisasi itu dilakukan selama 75 hari saja, jadi kurang 2 bulan lebih, ini akan mengurangi potensi keterbelahan," kata Tito di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan, Senin (13/3).
Tito mencontohkan penggunaan masjid sebagai tempat kampanye. Menurutnya, hal itu merupakan salah satu indikasi polarisasi di tengah masyarakat yang harus dicegah.
"Saya kira sudah ada, sudah pernah dilihat, misalnya memakai masjid sebagai tempat kampanye. Itu salah satu indikasi, kalau itu tidak segera dicegah, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat pendidikan, dijadikan tempat kampanye, pesantren-pesantren," tutur eks Kapolri itu.
ADVERTISEMENT
Dia menuturkan kampanye sebaiknya digunakan untuk mengadakan dialog kebangsaan. Tito menuturkan jika kampanye di tempat ibadah hingga pendidikan, maka akan berdampak luas.
"Nanti pembelahan bukan hanya di masyarakat tapi di dalam pesantren, di dalam masjid, di tempat-tempat ibadah itu bisa terjadi dan ini harus dicegah termasuk dalam dialog-dialog kebangsaan baik nasional maupun di tingkat daerah provinsi, dan kabupaten kota saya kira itu yang terus dilakukan," kata Tito.
Tito menambahkan sebaiknya seluruh elemen bangsa menggaungkan nilai persatuan melalui forum formal hingga kebudayaan. Kampanye itu bisa dilakukan melalui forum akademik formal, hingga kegiatan kesenian dan olahraga yang bisa membawa nilai-nilai kenusantaraan.
"Tetapi juga kegiatan-kegiatan kesenian olahraga yang membawa nilai-nilai nusantara, kebangsaan dan selain itu juga di platform yang lebih rawan lagi yaitu platform sosial media, media sosial atau media konvensional juga, ini juga harus digaungkan di terus-menerus oleh berbagai pihak yang peduli kepada bangsa ini," ungkap Tito.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, ia berharap isu politik identitas tak terjadi lagi di Pemilu 2024.
"Sehingga dengan demikian kalau ini gaungnya jauh lebih besar, menjaga persatuan bangsa dengan format Indonesia sebagai negara yang plural bhineka, maka otomatis mereka yang akan menaikkan isu politik identitas akan jadi musuh bersama," tutupnya.