Tito Singgung Momen Kepala BMKG Masuk ke Kolong Meja Jadi Bahan Tertawaan

2 Maret 2023 12:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (3/10/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (3/10/2022). Foto: Narda Margaretha Sinambela/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendagri Tito Karnavian meminta pemerintah daerah untuk meningkatkan sistem penanggulangan bencana. Termasuk meningkatkan kurikulum penanggulangan bencana di institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Tito antara lain meminta antisipasi gempa tak lagi menjadi bahan tertawaan. Seperti peristiwa Kepala BMKG Dwikorita Karnawati yang sempat ditertawakan anggota DPR saat sembunyi di bawah meja. Saat itu, terjadi gempadi Cianjur yang terasa hingga Jakarta.
"Kalau itu udah masuk kurikulum, mohon maaf, diajarkan tata cara penanganan bencana. Kemudian bila bencana, nggak perlu lagi ada ketawa, kalau Kepala BMKG begitu rapat masuk ke kolong," kata Tito di Rakornas BNPB di JIExpo Kemayoran, Kamis (2/3).
"Di Jepang semua gitu, anak-anaknya [tahu]. Nggak perlu diketawain. Itu yang bener. Yang nggak turun ke bawah, dia yang salah," imbuh dia.
Selanjutnya, perlu meningkatkan kesiapsiagaan dan layanan evakuasi korban. Ia juga berharap peringatan dini lebih maksimal.
ADVERTISEMENT
Tito lalu menyinggung soal tsunami dan gempa Palu, salah satu bencana terparah yang belum lama terjadi di Indonesia. Ia menekankan, jangan lagi terjadi keterlambatan antisipasi bencana.
"Waktu saya Kapolri ada bencana di Palu, itu ada lockdown, itu bencana luar biasa. Tsunami, gempa, likuifasi. Tertutup. Pintu masuk longsor. Pasang kayu, longsor. Tsunami, pelabuhan laut hancur. Pembangkit listrik di pinggir laut, hancur. Bandara 200 meter retak. Hari kedua saya ketemu Pak Gubernur, saya ajak ngobrol, bengong. Ketemu Kapolda, bengong," kata dia.
"Kenapa bengong? Karena PLTU hancur. Komunikasi black out. ATM mati. Itu pentingnya energi. Hari ketiga (terjadi) penjarahan. Semua lapar. Kacau. Bukan hanya masyarakat, aparat juga menjarah karena sama-sama lapar. Jangan ada kejadian, baru bergerak. Yang benar early learning system," beber Tito.
ADVERTISEMENT