TKN Jawab Cak Imin soal Tak Perlu Pilkada: Jangan Takut-Takuti Warga

18 Februari 2024 12:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi TPS Foto: Aprilio Akbar/Antara
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi TPS Foto: Aprilio Akbar/Antara
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie, menanggapi pertanyaan cawapres nomor urut 01, Abdul Muhaimin Iskandar. Di akun X, Cak Imin melempar pertanyaan masih perlukah Pilkada bila caranya dengan mengancam kepala desa.
ADVERTISEMENT
Grace menegaskan, jika Cak Imin menemukan kecurangan silakan melaporkan kepada pihak terkait agar diproses sesuai dengan bukti yang ada.
"Terlepas dari itu, menurut saya edukasi soal politik dan mekanisme pemilihan memang baiknya jangan dilakukan hanya saat Pilkada dan Pemilu," kata Grace kepada wartawan, Minggu (18/2).
Grace menjelaskan, sampai saat ini banyak masyarakat yang tidak memahami mekanisme pemilihan. Bahkan, banyak yang tidak mengetahui tugas legislatif. Sehingga, ia menegaskan pendidikan politik harus masuk ke berbagai ruang.
"Harusnya pendidikan politik masuk ke ruang-ruang sekolah supaya masyarakat paham dan matang ketika harus ikut proses demokrasi," ujarnya.
Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Grace Natalie tiba di JCC Senayan, Jakarta, jelang debat cawapres, Jumat (22/12/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Seburuk apa pun jalannya demokrasi, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menuturkan, demokrasi adalah sistem terbaik dibandingkan dengan sistem lainnya.
ADVERTISEMENT
"Sejelek-jeleknya demokrasi tetap saja menjadi pilihan terbaik ketimbang sistem lain yang tidak demokratis," terang dia.
Senada dengan Grace, Wakil Komandan Tim Bravo (Komunikasi) TKN Prabowo-Gibran, Cheryl Tanzil mengaku tidak paham dengan pernyataan Cak Imin.
"Saya enggak paham maksud Cak Imin kepala desa diancam itu bagaimana? Dasarnya apa? Jangan karena kita kecewa kalah, lalu berusaha menakut-nakuti masyarakat dengan statement yang tidak bertanggung jawab," ujar Cheryl.
Menurutnya, pemilu sudah terlaksana dengan aman tentram damai. Ia menuturkan, masyarakat dan para penyelenggara pemilu harus diapresiasi.
"Kita harus optimistis bahwa Indonesia akan lebih baik lagi ke depannya," ucapnya.
Erick Thohir beserta berbagai tokoh di antaranya Nagita Slavina, Budi Djiwandono, Tsamara Amany, Rahayu Saraswati, Rian Ernest, Putri Zulhas, dan Cheryl Tanzil, hadir di acara 'Memilih Masa Depan', di Djakarta Theater Ballroom, Sabtu (3/2/2024). Foto: Fadhil Pramudya/kumparan
Cheryl menegaskan, penyelenggaraan Pilkada sudah diatur melalui peraturan perundang-undangan, dan jadwal Pilkada sudah disepakati oleh pemerintah dan DPR.
ADVERTISEMENT
"Kalau ada pihak yang ingin mengubah, ada mekanisme yaitu melalui persetujuan bersama pemerintah DPR. Sebagai ketua partai pasti Cak Imin paham ini," tandas dia.
Cawapres 01 Muhaimin Iskandar [Cak Imin] memberikan pertanyaan terbuka untuk pengikutnya di media sosial X mengenai sistematika penyelenggaraan Pilkada.
“Selamat Pagi Indonesia ..! Ada teman yang bilang kita tidak perlu PILKADA lagi kalo pelaksanaanya dengan mengancam dan menakut-nakuti para kepala desa. Gimana menurutmu sodara?,” tulis Cak Imin di media sosial X pribadinya, @cakiminnow, Minggu (18/2) pagi.
Sebelum Cak Imin, politikus PDIP Aria Bima juga berpendapat yang sma. Aria menilai, dengan kondisi Pilpres dan Pileg yang begitu banyak kecurangan dan intimidasi, sudah tidak perlu lagi ada Pilkada.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak perlu lagi adanya pemilu kalau pelaksanaannya semacam ini. Dan apakah menjamin pada Pilkada? Enggak perlu pilkada cukup kepala desa ditakut-takuti dana desanya, suruh cari suara aja," kata Aria di Cemara 19, Jakarta Pusat, Jumat (16/2).
"Termasuk akhir akhir rekap aja keliru. Apakah kita perlu ada pemilu? Hasilnya sudah diketahui. Cara memperolehnya banyakan mana sama yang kampanye," tambah dia.