TKN Prabowo-Gibran Jawab Hasto soal Susu Impor

4 Januari 2024 10:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka usai menjalani pemeriksaan terkait bagi-bagi susu saat CFD di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka usai menjalani pemeriksaan terkait bagi-bagi susu saat CFD di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu (3/1/2024). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Komandan Tim Bravo (Komunikasi) TKN Prabowo-Gibran Cheryl Tanzil menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP yang menyebut bahwa program pembagian telur lebih bergizi dibanding dengan pembagian susu gratis dari impor.
ADVERTISEMENT
Cheryl menyebut bahwa pernyataan Hasto itu salah kaprah. Menurutnya, program makan siang gratis juga akan memberikan gizi yang baik.
"Pak Hasto salah kaprah. Program makan siang gratis akan memberikan gizi seimbang, termasuk protein. Proteinnya bisa macam-macam. Daging, ikan, ayam, telur, tahu tempe dll," kata Cheryl kepada wartawan, Kamis (4/1).
Terkait dengan pembagian susu yang disebut impor oleh Hasto, Cheryl menjelaskan bahwa saat ini juga ada beberapa produk susu UHT yang berasal dari peternak lokal.
"Susu, tentunya akan disediakan hasil susu lokal. Saat ini misal beberapa produk susu UHT brand ternama nasional semua adalah hasil susu dari peternak lokal," ucapnya.
Adapun, susu UHT yang dibagikan Prabowo-Gibran semasa kampanye berasal dari beberapa perusahaan yang berbasis di Indonesia. PT. Greenfields Indonesia yang berbasis di Malang, PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company di Bandung, dan PT. Indolakto di Jakarta.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto tiba di kantor KPU jelang debat perdana pada Selasa (12/12/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Lebih jauh, Ketua DPP PSI menjelaskan, kedepannya nanti program pembagian susu akan mengembangkan produsen susu lokal. Sementara untuk makan siang gratis, nantinya juga akan membantu UMKM berkembang.
ADVERTISEMENT
Studi WFP PBB, kata Cheryl, menunjukkan dari setiap US$ 1 (US$1= Rp 15.485) program makan siang di sekolah bisa mendongkrak dampak ekonomi sebesar US$ 9 setara dengan Rp 139.365.
"Dana sebesar US$1 akan kembali dalam bentuk dampak ekonomi langsung atau tidak langsung senilai US$ 1 melalui penghematan keluarga miskin, peningkatan kecerdasan, peningkatan produktivitas dan penghasilan kerja, peningkatan kesehatan, serta perbaikan kesetaraan gender," terang dia.
Dalam jangka panjang, lanjut Cheryl, program tersebut juga akan memberi dampak positif kepada kesejahteraan petani, nelayan, peternak, dan UMKM.
"Pasalnya, bahan makanan diusahakan dari petani, peternak, nelayan, UMKM dekat sekolah. Menu juga akan disesuaikan dengan produksi pangan unggulan lokal dekat sekolah, termasuk susu segar," pungkas dia.
ADVERTISEMENT