TNI AD Petakan Daerah Rawan Konflik saat Pemilu 2024, Ada DKI dan Papua

8 November 2023 12:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apel Gelar Pasukan TNI AD  Pengamanan Pemilu di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (8/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Apel Gelar Pasukan TNI AD Pengamanan Pemilu di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (8/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
TNI AD menggelar apel gelar pasukan persiapan pengamanan Pemilu 2024. Dalam kegiatan itu, TNI AD memetakan daerah-daerah rawan konflik selama penyelenggaraan Pemilu.
ADVERTISEMENT
KSAD Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, pihaknya telah memegang pemetaan-pemetaan daerah rawan konflik tersebut dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Nantinya, setiap daerah punya penanganan yang berbeda-beda.
"Ya kalau kita mengacu dari Bawaslu itu ada tiga indeks kerawanan tadi, hanya kita ditambah ke rawannya pengamanan. Jadi setiap wilayah itu berbeda," ujar Agus kepada wartawan di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (8/11).
Apel Gelar Pasukan TNI AD Pengamanan Pemilu di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (8/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Setiap daerah, kata Agus, punya klasifikasi kerawanan masing-masing. Mulai dari putih, abu-abu, hingga hitam.
"Dan tentunya akan berbeda dengan di daerah yang aman, di daerah yang klasifikasinya putih, kan ada putih, abu-abu, dan hitam, kita klasifikasi seperti itu dan pengamanannya akan berbeda setiap klasifikasi tersebut," jelas Agus.
Di Papua misalnya, pengamanan personel tempat pemungutan suara (TPS) di disiapkan secara berlapis.
ADVERTISEMENT
"Pangdam sudah laporan tadi dengan tingkat kerawanan yang ada di Papua, maka pengamanannya akan berlapis. Ada yang di TPS, sehingga TPS itu aman dari gangguan," sambungnya.
Apel Gelar Pasukan TNI AD Pengamanan Pemilu di Lapangan Silang Monas, Jakarta, Rabu (8/11/2023). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sementara untuk DKI, Agus membeberkan akan lebih banyak terkait konflik sosial. Berbeda dengan di Papua yang mungkin bisa menjadi konflik bersenjata.
"Kalau di DKI mungkin rawannya konflik ya, konflik sosial, beda. Kalau di OPM mungkin gangguan OPM, penanganannya akan berbeda tentu. Kita akan lebih banyak berkolaborasi dengan Polri dan semua elemen masyarakat, sehingga pelaksanaan pemilu ini bisa berjalan lancar, tentunya TNI tidak bergerak sendiri," tuturnya.
Agus mengerahkan 115 ribu personel TNI AD sepanjang pelaksanaan Pemilu.
"Kita sudah punya mapping setiap Kodam. Satu putaran atau dua putaran kita siap untuk mengamankan Pemilu," tutupnya
ADVERTISEMENT