Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
TNI AL Amankan PMI Ilegal: Dijanjikan Kerja di Perkebunan Sawit di Malaysia
21 Januari 2025 10:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
TNI AL menggagalkan penyelundupan calon pekerja migran Indonesia non-prosedural atau ilegal yang akan diberangkatkan ke Malaysia.
ADVERTISEMENT
Komandan Lanal Nunukan, Kolonel Laut (P) Handoyo, mengatakan pengungkapan kasus ini bermula ketika Tim Second Fleet Quick Response (SFQR) Pangkalan TNI AL (Lanal) Nunukan sedang melaksanakan patroli pada pukul 07.00 WITA di Perairan Nunukan yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Pihak TNI AL kemudian melihat sebuah speedboat hijau mencurigakan bermesin 40 PK melaju dengan kecepatan tinggi dari Perairan Nunukan menuju Sei Ular.
Selanjutnya tim melihat sebuah speedboat hijau mencurigakan bermesin 40 PK yang melaju dengan kecepatan tinggi dari Perairan Nunukan menuju Sei Ular. Speedboat itu kemudian dikejar dan diberhentikan.
Saat dilakukan pemeriksaan ditemukan delapan orang yang terdiri dari 1 orang motoris berinisial N, 7 orang calon pekerja migran ilegal (5 pria, 1 wanita dan 1 balita berusia 5 bulan). Mereka diketahui tidak memiliki dokumen resmi.
ADVERTISEMENT
Handoyo mengatakan seluruh penumpang speedboat lalu dibawa ke Mako Lanal Nunukan guna pemeriksaan lebih lanjut dan pengecekan kesehatan.
Setelah dilakukan pendataan identitas, para pekerja migran ilegal itu ini diketahui berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka mengaku dijanjikan pekerjaan di sebuah perkebunan sawit di Malaysia.
Para pekerja migran ilegal itu dikenakan biaya 500RM atau sekitar Rp. 1,5 Juta per orang untuk biaya dari daerah asal menuju Kalabakan, Malaysia.
Handoyo menyebut, motoris berinisial N itu mengaku tidak mengetahui bahwa penumpangnya adalah para pekerja migran ilegal. N mengaku hanya diperintah oleh seseorang berinisial M untuk mengantar mereka tujuan Sei Ular-Nunukan dengan biaya Rp 70.000 per orang.
"TNI AL dalam hal ini Lanal Nunukan tidak akan memberikan celah bagi sindikat penyelundupan manusia yang memanfaatkan jalur laut untuk kepentingan ilegal," kata Handoyo, dikutip Selasa (21/1).
ADVERTISEMENT
"Keberhasilan ini juga merupakan bukti bahwa TNI AL selalu sigap dan siap dalam melindungi setiap warga negara Indonesia dari ancaman perdagangan manusia dan eksploitasi tenaga kerja," sambungnya.