TNI AL Imbau Warga Tak Rusak Buoy yang Mengapung di Lautan

27 Desember 2018 12:51 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Buoy, alat rekonfirmasi tsunami. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Buoy, alat rekonfirmasi tsunami. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
BNPB menyatakan Indonesia tak lagi memiliki buoy, atau alat pendeteksi tsunami sejak tahun 2012 disebabkan aksi Vandalisme dari oknum tak bertanggung jawab yang membuat buoy rusak. Selain itu, keterbatasan anggaran juga menambah kerusakan lantaran tak ada perawatan terhadap buoy.
ADVERTISEMENT
Komando Utama TNI Angkatan Laut mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga dan tidak merusak buoy yang mengapung di lautan lepas.
"Jika melihat atau menemukan benda seperti ini di lautan, jangan disenggol, jangan dirusak atau diambil atau dibawa pulang," tulis Komando Armada I dalam akun Instagramnya, Kamis (27/12).
Keadaan Pantai Carita Anyer dari pantauan udara. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keadaan Pantai Carita Anyer dari pantauan udara. (Foto: Matheus Marsely/kumparan)
Ia menjelaskan, buoy berfungsi untuk mendeteksi ketinggian ombak air laut agar lebih cepat memberikan info tsunami ke masyarakat. Karena itu, masyarakat cukup membiarkan buoy-buoy tersebut, sebab buoy itu tidak akan mengganggu masyarakat ataupun nelayan.
"Biarkan dan diamkan saja di lautan, karena tidak mengganggu. Siapapun yang sudah membaca info ini, agar diinformasikan kepada nelayan ataupun siapa saja yang kerjanya berhubungan dengan lautan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, 22 buoy yang dimiliki Indonesia dalam keadaan rusak sehingga menyulitkan deteksi dini tsunami.
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Hotel Mutiara Carita usai diterjang tsunami di Selat Sunda. (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Untuk mendapatkan peringatan dini tsunami, Indonesia terpaksa menggunakan buoy tsunami milik negara lain. Buoy-buoy tersebut tersebar di beberapa titik di wilayah Indonesia.
"Saat ini hanya mengandalkan 5 buoy tsunami milik Internasional di sekitar wilayah indonesia 1 unit di Aceh punya India, 1 unit di Laut Andaman punya Thailand, 2 unit di selatan Masalembo dekat Australia milik Australia, dan 1 unit di Papua milik Amerika di Pasifik," kata Sutopo.
ADVERTISEMENT